Taliwang (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Barat mengimbau petani agar tidak memaksakan diri untuk menanam padi di tahun ini.
Kepala Pelaksana BPBD KSB, Abdul Hamid menjelaskan, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah pulau Sumbawa akan mengalami kemarau berkepanjangan hingga akhir tahun 2024 ini. “Laporan BMKG sampai November tidak ada hujan. Jadi beresiko kalau petani memaksakan diri menanam padi terutama yang tadah hujan,” katanya, Rabu, 17 Juli 2024.
Imbauan pihaknya itu dikatakan Hamid telah disampaiakan ke Dinas Pertanian. Ia berhap dinas teknis menindaklanjutinya segera, mengingat petani sudah mulai memasuki masa tanam kedua. “Kalau pun mau menanam, saran kami tanam palawija atau tanaman lain yang tidak membutuhkan air banyak untuk pemeliharaan,” cetusnya.
Di sisi lain Hamid menerangkan terkait penanganan kesulitan air bersih masyarakat sebagai dampak kemarau tahun ini. Ia menyatakan, sejauh ini masa tanggap darurat tahap II masih berlansung dan sesuai jadwal status itu baru akan berakhir pada 25 Juli mendatang. “Tapi kami terus memantau perkembangan di lapangan dan kemungkinan kami pertimbangkan memperpanjang lagi status ini (tanggap darurat),” urainya.
Hamid menyebut, saat ini terdata 11 desa di 3 kecamatan terdampak kekeringan. Seluruh wilayah desa itu setiap harinya dilakukan distribusi air bersih untuk memenuhi kebuhan air bersih warganya.
BPBD KSB sendiri mengerahkan sebanyak 9 unit mobil tangki untuk mendistribusikan air bersih ke desa-desa terdampak itu. “Setiap hari sebanyak 29 kali pengangkutan kita lakukan. Dan paling banyak kita diatribusi di wilayah kecamatan Poto Tano dan Seteluk,” imbuh Hamid.(bug)