Mataram (Suara NTB) – Tim Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (Unram) menggelar sosialisasi bertema Pelatihan Pemanfaatan Biogas di Dusun Kumbak Luah, Desa Setiling, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, pada Senin, 15 Juli 2024.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan warga dalam pemanfaatan biogas sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Kegiatan sosialisasi tersebut menghadirkan dosen dari Fakultas Teknik Unram, Hendri Sake Tira, ST., MT. Dalam pemaparannya, Hendri menyampaikan pemanfaatan biogas memiliki manfaat yang banyak bagi masyarakat.
“Adanya sosalisasi dan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan mengenai manfaat biogas khususnya bagi para peternak yang dapat memanfaatkan kotoran dari ternaknya sebagai pembangkit listrik, bahan bakar, pemanas dan penghangat, serta penggunaan dalam perindustrian, pembuatan pupuk organik dan peningkatan kualitas lingkungan,” ungkap Hendri.
Ketua KKN PMD Unram di Desa Setiling, Adrian Putra Wansyah mengatakan, pengembangan biogas merupakan salah satu strategi dalam mendukung pemerintah meningkatkan ketahanan energi nasional dan menajaga kelestarian lingkungan.
“Dengan memanfaatan limbah organik dari perternakan, pertanian, maupun rumah tangga, kita dapat menghasilkan energi yang bersih dan berkelanjutan. Selain itu, proses produksi biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian. Dengan demikian adanya pengembangan biogas merupakan salah satu strategi dalam mendukung pemerintah untuk meningkatakan ketahanan energi nasional dan menjaga kelestarian lingkungan kita,” ungkap Adrian.
Penggunaaan biogas ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Dusun Kumbak Luah, Desa Setiling. Adrian menjelaskan, masyarakat di sana sebagian besar berprofesi sebagai perternak sapi. Tentunya sangat bisa mengolah kotoran sapinya menjadi biogas yang dapat diguanakan dengan baik.
Biasanya masyarakat di sana menggunakan biogas hanya untuk memasak saja, karena jika digunakan untuk listrik dan sebagainya masih sangat kurang efektif.
Salah satu warga pemilik digester di sana dan juga selaku tuan rumah tempat pelaksanaan pelatihan biogas, Mukhtar menyampaikan masyarakat di sana menggunakan biogas hanya untuk memasak saja, karena untuk kebutuhan yang lain kurang bisa digunakan. “Ini saja sudah cukup membantu karena tidak perlu lagi membeli gas,” ujarnya
Beberapa dari masyarakat di Dusun Kumbak Luah kebanyak menggunakan biogas sebagai bahan pengganti gas konvensional. Hal tersebut terjadi karena masyarakat Dusun Kumbak Luah masih minim pengetahuan dalam pemanfaatan dan pengelolaan biogas secara menyeluruh. “Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya sosialisasi pelatihan pemanfaatan biogas di Dusun Kumbak Luah sangat membantu masyarakat khususnya dalam pekerjaan rumah tangga seperti memasak,” pungkas Adrian. (ron)