PENERIMAAN Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Mataram, menyisakan masalah. Sekolah pinggiran justru tidak mendapatkan murid. Salah satunya SMPN 18 Mataram. Permasalahan ini diserahkan sepenuhnya ke organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk mencarikan solusi.
Camat Ampenan, Muzakkir Walad mengatakan, fenomena seperti ini baru pertama terjadi di SMPN 18 Mataram. Permasalahan ini, apakah karena faktor orang tua menganggap sekolah itu bukan unggulan ataukah alasan lainnya. Padahal, di tahun 2017-2018 sekolah yang berada di dekat Pantai Penghulu Agung tersebut, menjadi sekolah unggulan. “Malah tahun sebelumnya menjadi sekolah unggulan,” katanya.
Minimnya siswa baru tidak dipengaruhi oleh tidak adanya angkatan sekolah di sekitar wilayah tersebut, melainkan orang tua mencari sekolah lain yang dianggap favorit alias unggulan. Padahal, Dinas Pendidikan Kota Mataram telah melakukan penyetaraan guru, fasilitas, dan lain sebagainya.
Seperti SMPN 10 Mataram yang sebelumnya tidak pernah diunggulkan justru menjadi sekolah adiwiyata dan satu-satunya kepala sekolah yang berasal dari guru penggerak. “Orang tua yang memaksakan anaknya sekolah ke sekolah yang dianggap unggulan,” sesalnya.
Kondisi ini mengharuskan kepala SMPN 18 Mataram meminta bantuan kepada lurah dan camat untuk merekomendasikan siswa melanjutkan pendidikan ke SMPN 18 Mataram dengan memberikan keringanan atau menggratiskan 100 pendaftar pertama baju olahraga dan lain sebagainya.
Tindaklanjut lainnya sepenuhnya diserahkan ke OPD teknis untuk mencarikan solusi jangka panjang agar terjadi pemerataan jumlah siswa, fasilitas dan lain sebagainya. “Kita kembalikan ke OPD teknis,” ujarnya.
Muzakkir berharap Dinas Pendidikan membangun pola terintegrasi dengan sekolah dengan radisu tersebut, sehingga terwujud inklusifitas sekolah dan masyarakat melihat SMP 18 Mataram menjadi sekolah unggulan. (cem).