Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram menggelontorkan anggaran Rp3,6 miliar untuk membayar insentif 1.228 guru ngaji dan pengurus ibadah di Kota Mataram.
Pantauan Suara NTB, satu – persatu guru ngaji dan marbot atau pengurus tempat ibadah menaiki aula lantai tiga Kantor Walikota Mataram pada Selasa 30 juni 2024. Persyaratan administrasi berupa kartu tanda penduduk, surat keterangan dari takmir masjid atau pengurus tempat ibadah, dan buku rekening dibawa sebagai bukti untuk mencairkan insentif selama enam bulan senilai Rp1,5 juta per orang. Petugas dari Bagian Kesra Setda Kota Mataram meneliti satu-per satu berkas yang disodorkan.
Kepala Bagian Kesra Setda Kota Mataram, H. Amir Wisuda menyebutkan, jumlah penerima insentif yakni guru ngaji, marbot, dan pengurus tempat ibadah lainnya mencapai 1.228 orang. Insentif yang diterima Rp250 ribu per orang, tetapi disalurkan selama enam bulan sekali. Artinya, masing-masing pengurus tempat ibadah dan guru ngaji mendapatkan Rp1,5 juta. “Kalau total berapa marbot dan guru ngaji belum saya dapat datanya secara detail,” kata Amir.
Amir mengatakan, penyaluran insentif sebenarnya ingin diperbaiki sistemnya melalui pembayaran non tunai. Akan tetapi, sedikit mengalami kendala masalah rekening sehingga disyaratkan marbot, pengurus tempat ibadah dan guru ngaji memiliki buku rekening tabungan sehingga akan memudahkan serta keamanan serta pasti jumlah diterima.
Sedangkan, persyaratan mendapatkan insentif harus membawa surat pernyataan misalnya dari takmir masjid bagi marbot, surat keterangan dari vihara, pura, gereja dan lain sebagainya. “Selain itu, harus ada buku rekening,” sebutnya.
Penyaluran insentif dijadwalkan berlangsung selama dua hari, tetapi tidak menutup kemungkinan tetap dilayani karena tidak mungkin mengcover 1.228 orang dalam dua hari tersebut. Amir menambahkan, insentif diberikan merupakan tahun ketiga di masa kepemimpinan H.Mohan Roliskana dan TGH. Mujiburrahman. Tujuannya adalah sebagai bentuk perhatian bagi pengelola tempat ibadah dan guru di TPQ. “Kadang orang-orang luput dari perhatian karena mereka bekerja untuk amal dan panggilan jiwa,” demikian kata dia. (cem)

