spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANHasil Pemantauan di Sekolah Jadi Pertimbangan Kebijakan Pelindungan Bahasa Daerah

Hasil Pemantauan di Sekolah Jadi Pertimbangan Kebijakan Pelindungan Bahasa Daerah

Mataram (Suara NTB) – Kantor Bahasa NTB kembali melanjutkan Pemantauan dan Evaluasi Pengimbasan Revitalisasi Bahasa Daerah di Kota Mataram. Sekolah yang menjadi target sasaran hari ini adalah SMPN 1 Mataram dan SMPN 6 Mataram pada Senin 29 juli 2024. Sebelumnya, pada hari Jumat 26 juli 2024, tim telah mengunjungi MI Nurul Quran, SDN 5 Mataram, dan Dinas Pendidikan Kota Mataram.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas menyampaikan, pemantauan di SMPN 1 Mataram dan 6 Mataram menandai berakhirnya Pemantauan dan Evaluasi Pengimbasan Revitalisasi Bahasa Daerah di Pulau Lombok. Hasil dari pemantauan dan pengisian kuesioner akan dievaluasi oleh tim.

“Hasil dari pemantauan dan evaluasi ini akan menjadi pertimbangan pengambilan kebijakan pelindungan bahasa daerah ke depannya,” jelas Puji Retno.

Tim Pemantauan berkunjung dengan harapan tinggi. Sebab, pemantauan di tingkat SD/sederajat di Kota Mataram menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Saat memantau praktik pengajaran oleh guru master dan praktik siswa. Di SMPN 1, guru master mempraktikkan komedi tunggal, sedangkan tiga siswa maju untuk mencoba menulis sebuah kalimat dalam aksara Sasak.

Menurut penuturan Dian Arsianti, ungkapnya, praktik pengimbasan di SMPN 1 Mataram masih sporadis, belum berjalan maksimal. Namun, ternyata banyak bakat terpendam di sekolah ini. Tiga orang siswa yang menulis aksara Sasak dapat melakukannya dengan lancar.

Selain itu, ada juga siswa yang sudah menguasai cipta dan baca puisi bahasa Sasak. Jika saja praktik pengimbasan dapat berjalan rutin atau bahkan didukung Pemerintah Kota Mataram dengan menyelenggarakan kurikulum muatan lokal, akan sangat banyak siswa SMPN 1 Mataram yang mahir berbahasa Sasak.

Berbeda dengan SMPN 1 Mataram dan SMPN 6 Mataram sudah cukup rutin melakukan pengimbasan. Bakat para siswa pun sudah diketahui dan dipetakan oleh guru master di SMPN 6 Mataram. Ada siswa yang sudah bisa melantunkan tembang Sasak, berpidato bahasa Sasak, mendongeng bahasa Sasak, dan menulis aksara Sasak.

“Bakat-bakat inilah yang selama ini terpendam karena tidak memiliki panggung atau tempat untuk mengekspresikannya,” pungkas Puji Retno. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO