spot_img
Rabu, Januari 15, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEKisah Sirhandini Aslamiyah, Anak Yatim Asal Lombok Timur yang Jadi Jawara Pencak...

Kisah Sirhandini Aslamiyah, Anak Yatim Asal Lombok Timur yang Jadi Jawara Pencak Silat Tingkat Nasional

Selong (Suara NTB) – Sirhandini Aslamiyah, siswi kelas VI SDN 1 Gereneng Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mengharumkan nama daerah. Anak yatim putri kedua dari almarhum Nisba Nurjaya dan ibunya seorang penjual nasi bungkus ini menjadi jawara pada ajang Kejuaraan Nasional Pencak Silat memperebutkan piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Piala Walikota Malang di GOR Ken Arok Kota Malang, 27-28 Juli 2024 Juli lalu. Berikut kisahnya.

Sirhandini Aslamiyah lahir di Dusun Gereneng Desa Gereneng pada tanggal 12 Juni 2012 silam. Saat ini, usianya 12 tahun. Atlet yang dikenal tomboi ini merupakan putri kedua dari pasangan Nisba Nurjaya (55) almarhum dan Sri Megawati (46). Kakaknya, Rahmat Yunia A Alfandi (20) saat ini sedang menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Sedangkan adiknya bernama Syifaatun Aslamiyah (7) saat ini duduk di bangku SD, sekolah yang sama dengan Sirhandini.

Sri Megawati menuturkan anaknya ini belajar silat dari Padepokan Pencak Silat yang ada di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur. Setiap dua bulan sekali, pelatih pencak silat dari Padepokannya itu datang sendiri melatih di sekolahnya.

“Pelatihnya ini datang setiap hari Rabu,” tutur Sri Megawati kepada Suara NTB saat menanti kedatangan putri tercintanya yang disambut meriah oleh pihak sekolah, Rabu, 31 Juli 2024.

Sirhandini, katanya, menyukai silat sejak kecil. Bakat silat ini turun dari sang ayah yang juga jago karate. Hanya saja, ayahnya tidak pernah ikut lomba seperti sang anak.

Torehan prestasi membanggakan dari Sirhandini kata ibunya merupakan kali yang ke sepuluh. Anak yang sangat membanggakannya itu bercita-cita ingin jadi polisi wanita (Polwan). Sri Megawati sangat mendukung cita-cita buah hatinya.

Menurutnya, anak keduanya itu merupakan anak yang hebat. Tidak pernah merepotkan keluarga. Tidak pernah minta belanja saat pergi ke sekolah. Status ibunya yang janda mengasuh tiga anak membuat Sirhandini seperti memaklumi.

Mengasuh tiga orang anak sendirian diakui Sri Megawati cukup berat. Akan tetapi, ia tak pernah patah semangat. Prestasi demi prestasi yang diraih anaknya ini membuatnya makin bangga dan tetap berjuang untuk menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Enam tahun berlalu dengan status janda anak tiga, Sri mengaku memang tidak cukup membiayai anak dengan hanya jualan nasi bungkus di depan rumahnya. Sesekali untuk menambah kebutuhan keluarga, ia bekerja serabutan menjadi buruh tembakau. Tak jarang terpaksa harus berhutang pada tetangga dan sanak saudara saat kebutuhan mendera.

Doa dan harapannya, semoga anak-anaknya bahagia dan menjadi orang-orang hebat. Menjadi anak soleh dan solehah.

“Saya terus nasihati anak-anak saya agar jangan sekali meninggalkan solat, jadilah anak yang berbakti dan tidak sombong dengan prestasi,” tutur Sri Megawati mengingatkan pesannya pada anak anaknya.

Besar harapannya anaknya ini ke depan bisa terus sekolah. Mungkin bisa diberikan beasiswa pendidikan sehingga bisa mengejar cita-citanya menjadi polwan.

Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gereneng, Mahdi menyampaikan Sirhandini adalah salah satu siswanya yang paling berprestasi. Selain di pencak silat, murid kelas VI yang sudah acap kali harumkan nama baik sekolahnya itu juga berprestasi di bidang akademik. “Anak kita ini berprestasi di akademik maupun non-akademik,” ucapnya.

Pihak sekolah pun turut memfasilitasi pengembangan bakat siswanya ini dengan membeli matras bekas sebagai tempat latihan tiap pekan. Prestasi terakhir yang diperoleh siswanya sangat membanggakan. Untuk itu, pada saat kepulangannya Rabu, 31 Juli 2024, seluruh siswanya dan para gurunya dikerahkan menyambut Sirhandini bak menyambut sang pahlawan.

Penyambutan sangat meriah dengan iringan gendang beleq yang dimainkan sendiri oleh siswa SDN 1 Gereneng. Sepanjang jalan Desa Gereneng, Sirhandini Aslamiyah disambut warga dengan gembira.

Saat bertemu keluarga tercintanya, Sirhandini tak kuasa menangis. Begitu pun sang bunda tak bisa menahan air mata bahagia menyambut buah hatinya. Sirhandini menyampaikan rasa bangganya bisa menjadi juara di laga tingkat nasional. Harapannya, prestasi yang ditorehkan itu bisa jadi motivasi buat adik-adiknya ke depan. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO