spot_img
Minggu, Februari 23, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURSirhandini Aslamiyah, Anak Penjual Nasi Bungkus yang Jadi Jawara Pencak Silat Tingkat...

Sirhandini Aslamiyah, Anak Penjual Nasi Bungkus yang Jadi Jawara Pencak Silat Tingkat Nasional

Sirhandini Aslamiyah, murid Kelas VI SDN 1 Gereneng Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mengharumkan nama daerah. Anak yatim putri kedua dari almarhum Nisba Nurjaya dan ibunya seorang penjual nasi bungkus ini menjadi jawara pada ajang Kejuaraan Nasional Pencak Silat memperebutkan piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Piala Walikota Malang di GOR Ken Arok Kota Malang, 27-28 Juli 2024 Juli lalu.

SIRHANDINI Aslamiyah lahir di Dusun Gereneng Desa Gereneng pada tanggal 12 Juni 2012 silam. Saat ini, usianya 12 tahun. Atlet yang dikenal tomboi ini merupakan putri kedua dari pasangan Nisba Nurjaya (55) almarhum dan Sri Megawati (46). Kakaknya, Rahmat Yunia A Alfandi (20) saat ini sedang menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Sedangkan adiknya bernama Syifaatun Aslamiyah (7) saat ini duduk di bangku SD, sekolah yang sama dengan Sirhandini.

Sri Megawati menuturkan anaknya ini belajar silat dari Padepokan Pencak Silat yang ada di Desa Kerongkong Kecamatan Suralaga. Setiap dua bulan sekali, pelatih pencak silat dari Padepokannya itu datang sendiri melatih di sekolahnya.

“Pelatihnya ini datang setiap hari Rabu,” tutur Sri Megawati kepada Suara NTB saat menanti kedatangan putri tercintanya yang disambut meriah oleh pihak sekolah, Rabu 31 Juli 2024 sore.

Sirhandini katanya sedang silat sejak kecil. Bakat silat ini turun dari sang ayah yang juga merupakan jago karate. Hanya saja, tidak pernah ikut lomba seperti sang anak, karena kala dulu tak ada  masanya.

Torehan prestasi membanggakan dari Sirhandini kata ibunya merupakan kali yang ke sepuluh. Anak yang sangat membanggakannya itu bercita-cita ingin jadi polisi wanita (Polwan). Sebagai ibu Sri Megawati sangat mendukung cita-cita buah hatinya.

Menurutnya, anak keduanya itu merupakan anak yang hebat. Tidak pernah merepotkan keluarga. Tidak pernah minta belanja saat pergi ke sekolah. Status ibunya yang janda mengasuh tiga anak membuat Sirhandini seperti memaklumi.

Mengasuh tiga orang anak sendirian diakui Sri Megawati cukup berat. Akan tetapi, ia tak pernah patah semangat. Prestasi demi prestasi yang diraih anaknya ini membuatnya makin bangga dan tetap berjuang untuk menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Enam tahun berlalu dengan status janda anak tiga. Ibu Sri mengaku memang tidak cukup membiayai anak dengan hanya jualan nasi bungkus di depan rumahnya. Sesekali untuk menambah kebutuhan keluarga, ia bekerja serabutan menjadi buruh tembakau. Tak jarang terpaksa harus berutang pada tetangga dan sanak saudara saat kebutuhan mendera.

Doa dan harapannya, semoga anak-anaknya bahagia dan menjadi orang-orang hebat. Menjadi anak saleh dan salehah. “Saya terus nasihati anak-anak saya agar jangan sekali meninggalkan salat, jadilah anak yang berbakti dan tidak sombong dengan prestasi,” tutur Sri Megawati mengingatkan pesannya pada anak anaknya.

Besar harapannya anaknya ini ke depan bisa terus sekolah. Mungkin bisa diberikan beasiswa pendidikan, sehingga bisa mengejar cita-citanya menjadi polwan.

Kepala SDN 1 Gereneng, Mahdi menyampaikan Sirhandini adalah salah satu muridnya yang paling berprestasi. Selain di pencak silat, murid kelas VI yang sudah sering mengharumkan nama baik sekolahnya itu juga berprestasi di bidang akademik. “Anak kita ini berprestasi di akademik maupun non akademik,” ucapnya.

Pihak sekolah pun turut memfasilitasi pengembangan bakat muridnya ini dengan membeli matras bekas sebagai tempat latihan tiap pekan. Prestasi terakhir yang diperoleh muridnya sangat membanggakan. Untuk itu, pada saat kepulangannya Rabu kemarin, seluruh murid dan para gurunya dikerahkan menyambut Sirhandini bak menyambut sang pahlawan.

Penyambutan sangat meriah dengan iringan gendang beleq yang dimainkan sendiri oleh murid SDN 1 Gereneng. Sepanjang jalan Desa Gereneng, Sirhandini Aslamiyah disambut warga dengan gembira.

Saat bertemu keluarga tercintanya, Sirhandini tak kuasa menangis. Begitupun sang bunda tak bisa menahan air mana bahagia menyambut buah hatinya. Sirhandini menyampaikan rasa bangganya bisa menjadi juara di laga tingkat nasional. Harapannya, prestasi yang ditorehkan itu bisa jadi motivasi buat adik-adiknya ke depan. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO