spot_img
Jumat, September 13, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEEkonomi NTB Tumbuh 11,06 Persen, Ekonom Dorong Penguatan Sektor Industri dan Perdagangan

Ekonomi NTB Tumbuh 11,06 Persen, Ekonom Dorong Penguatan Sektor Industri dan Perdagangan

Mataram (Suara NTB)- Ekonomi Provinsi NTB di Triwulan II-2024 terhadap Triwulan II-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 11,06 persen (y-on-y). Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menunjukkan pertumbuhan terjadi pada 17 lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang paling signifikan adalah Pertambangan dan Penggalian sebesar 46 persen.

Menurut pengamat ekonomi Universitas Mataram (Unram) Dr. M Firmansyah, penopang utama pertumbuhana ekonomi NTB adalah sektor pertambangan. Jika ekspor mineral tambang bagus maka pertumbuhan ekonomi daerah juga ikut terdongkrak. Selain pertambangan, tentu ada sejumlah kegiatan dan lapangan usaha lain yang memantik pertumbuhan ekonomi NTB seperti jasa keuangan, usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, pertanian dan lainnya.

“Termasuk aktivitas politik. Aktivitas politik ini kan gencar pembelanjaan alat peraga dan seterusnya. Namun itu tak terlalu signifikan dibanding dengan peningkatan di sektor pertambangan,” kata M Firmansyah kepada Suara NTB, Selasa 6 agustus 2024 kemarin.

Ia menilai, aspek pertambangan yang memberi andil tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi tentu tak ada kejutan. Sebab yang lebih diinginkan yaitu muncul nilai tambah yang tinggi dari sektor industri dan perdagangan, sebab dua sektor ini menjadi kontributor dari kegiatan masyarakat kalangan menengah.

“Namun kita cukup lega ya, sambil kita berharap mudah-mudahan dunia usaha terus membaik, jadi orang bisa menganggap untuk bisnis kedepan orang bisa meyakini bisa berjalan dengan baik dengan acuan pertumbuhan ekonomi yang sekarang,” ujar Firmansyah.

Ia mengatakan, pemerintah dan stakeholder harus terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kontribusi semua sektor, terutama di sektor perdagangan dan sektor industri. Kalau bicara sektor pertanian yang selama ini memiliki share paling dominan terhadap perekonomian NTB, persoalannya adalah pada aspek nilai tambah yang relatif masih kecil.

“Produksi kita memang masih ditopang oleh sektor pertanian di sampaing pertambangan, namun untuk persoalan nilai tambah dan industrialisasi tentu saja kita berharap idealnya pertumbuhan sektor pertanian itu men-trigger pertumbuhan sektor industri atau sektor perdagangan. Namun sementara ini dengan pertumbuhan yang 11,06 persen itu harus dipikirkan agar pertumbuhan itu berkualitas” katanya.

Ia mengatakan, orang akan memprediksi pertumbuhan ekonomi berkualitas ketika sektor industri dan perdagangan di PDRB itu mulai signifikan. Karena sektor-sektor inilah yang menyerap lapangan kerja dan meningkatkan akumulasi modal.

Sebelumnya, Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan, perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan II-2024 mencapai Rp46,80 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp28,06 triliun.

Ekonomi NTB Triwulan II-2024 terhadap Triwulan II-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 11,06 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 46,00 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 92,20 persen.

Sementara ekonomi NTB Semester I-2024 terhadap Semester I-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 7,90 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 27,17 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 37,20 persen.(ris)



RELATED ARTICLES
- Advertisment -




Most Popular

Recent Comments