Giri Menang (Suara NTB) – Sejumlah Trade and Distribution Centre (TDC) Mahadesa yang dibangun PT Gerbang NTB Emas (GNE) di Lombok Barat mangkrak, tak difungsikan. Disebabkan suplay barang kebutuhan yang dijual di TDC kerjasama dengan Bumdes tersebut tersendat. Sementara desa sudah menggelontorkan anggaran DD ke BUMDES untuk kerjasama TDC teresebut.
Pantauan media, salah satu TDC yang dibangun di pinggir jalan utama menuju kawasan wisata Suranadi, Desa Suramadi kecamatan Narmada. Tampak bangunan kaca di bagian depannya tersebut tertutup. Tak ada terlihat aktivitas. Bangunan TDC diniatkan untuk tempat jualan sembako dan lainnya tersebut diresmikan beroperasi tahun 2021 tersebut, kondisinya seperti hidup segan mati tak mau.
Kades Suranadi, I Nyoman Adwisana yang dikonfirmasi terkait bangunan TDC Mahadesa yang dibangun PT GNE tersebut menerangkan bahwa bangunan TDC itu dibangun oleh PT GNE, Perusda Pemprov NTB. “TDC Mahadesa itu Program Pemprov (PT GNE), dibangun PT GNE,” kata Kades Suranadi, kemarin via ponsel.
Pihak desa melalui Bumdes kerja sama dengan PT GNE dan menyertakan modal melalui DD. Kondisi TDC tersebut saat ini mati suri. “Kondisinya hidup segan, mati tak mau. Mati suri, kalau saya tahu begini kami ndak mau kerjasama,” akunya. Namun sudah terlanjur, sehingga pihaknya pun berupaya bagaimana caranya memanfaatkan TDC tersebut.
Hal senada disampaikan Sekdes Suranadi, I Nyoman Arnawa, bahwa bangunan TDC Mahadesa itu dibangun oleh pihak PT GNE. Termasuk perangkat-perangkatnya dari Perusda tersebut. “Semua dari PT GNE, bangunann termasuk perangkat-perangkatnya,” terangnya.
Model pengelolaan TDC ini kerjasama antara BUMDES dengan pihak PT GNE, di mana pihak desa melalui Bumdes investasi berupa dana sebesar Rp150 juta. Investasi dana itu dilakukan sekali saja, pada tahun pertama.
Sedangkan pihak PT GNE menyiapkan bangunan dan semua perangkatnya. Kemudian hasil usaha nantinya akan dilakukan bagi hasil. Usaha TDC tersebut bergerak pada penjualan kebutuhan pokok seperti sembako. Diakui kondisi TDC ini sudah tidak jalan. Semenjak dibangun 2021 lalu, TDC ini sempat beroperasi beberapa bulan. Namun setelah itu tidak beroperasi. Ia tidak tahu apa yang terjadi sehingga TDC itu tak beroperasi, sebab yang intens komunikasi dari pihak BUMDES dengan pihak perusahaan.
Kemungkinan karena ini usaha jualan, dari sisi pemasarannya yang kurang. Selain itu, suplay barang dari PT GNE selaku pemasok kurang lancar, “Saya dengar agak kurang lancar,” ujarnya. Upaya pemerintah desa menghidupkan TDC tersebut, pihaknya berupaya berkomunikasi dan memperkuat Bumdes dan Pokdarwis ingin melihat peluang usaha yang bisa dimanfaatkan serta dikembangkan. “Kita lihat peluang uang nantinya bisa memanfaatkan bangunan itu (TDC),” tandasnya.
Dari penelusuran media, selain di Desa Suranadi, TDC Mahadesa juga dibangun di beberapa desa lainnya. Di antaranya Keru, Lembah Sempage, dan Selat. Kondisi TDC di beberapa desa ini kondisinya nyaris sama. (her)