spot_img
Minggu, Desember 15, 2024
spot_img
BerandaEKONOMIIstimewanya Kangkung Lombok yang Mendunia

Istimewanya Kangkung Lombok yang Mendunia

Lombok memiliki banyak komoditi khas dan berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, termasuk di dunia. Salah satunya adalah kangkung. Bahkan, sejak 15 Desember 2011, kangkung Lombok telah terdaftar sebagai produk Indikasi Geografis (IG) dan telah dipamerkan pada kegiatan Sidang Majelis Umum ke-65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa, Swiss, tanggal 9 sampai 17 Juli 2024.

KANGKUNG Lombok memiliki cita rasa dan tekstur yang istimewa. Tidak hanya itu, kangkung Lombok dikenal kaya akan nutrisi. Sayuran ini mengandung banyak vitamin dan mineral, terutama zat besi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan mencegah anemia.

Karena cita rasa yang khas dan gurih berbeda dengan kebanyakan kangkung lainnya, kangkung Lombok menjadi oleh-oleh, ketika berkunjung ke Lombok. Apalagi sempat mencicipi produk Lombok yang berbahan baku kangkung, seperti pelecing atau produk olahan lainnya.

Seperti Ainiati, warga Lombok Tengah yang menikah ke Banyuwangi, Jawa Timur. Setiap berangkat ke Banyuwangi atau ada keluarganya dari Banyuwangi yang datang ke Lombok, kangkung Lombok selalu menjadi oleh-oleh. Ainiati bahkan harus pergi mencari ke petani yang menanam kangkung atau pergi ke pasar, khususnya yang berada di Kota Mataram atau Lombok Barat untuk mendapatkannya dalam jumlah banyak.

Begitu juga Nuraini, warga Bima yang tinggal di Kota Mataram. Setiap mudik ke kampung halaman atau mengunjungi keluarganya di Malang, Jawa Timur, kangkung Lombok selalu menjadi buah tangan.

Hal senada juga diakui Ahmad, warga Lombok Timur. Diakuinya, kangkung yang ditanam di Kota Mataram dan Lombok Barat berbeda dengan kangkung yang tumbuh di Lombok Timur. Menurutnya, kangkung yang tumbuh di Lombok Timur, termasuk di Lombok Tengah, teskturnya batangnya agak keras dan warna hijau daunnya juga beda dengan kangkung yang tumbuh di Kota Mataram dan Lombok Barat.

‘’Makanya setiap kami pulang ke Lombok Timur, selalu dipesan untuk membawa kangkung sebagai oleh-oleh,’’ ujarnya.

Namun, bagi petani kangkung tidak selamanya bisa memetik kangkung dalam jumlah besar. Seperti petani kangkung di Gegutu, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram kondisi sekarang ini sedang tidak baik.

Petani kangkung sedang dihadapkan dengan hama belalang yang merusak daun kangkung, sehingga panen kangkung juga tidak maksimal. Dalam sehari, hanya mampu menjual kangkung seharga Rp50.000, karena tidak semua pucuk kangkung bisa dipetik.

‘’Ini sudah dua hari tidak dipetik, karena banyak tanaman yang rusak akibat dimakan belalang. Jadi tidak semua bagian kangkung bisa dipetik,’’ tuturnya pada Ekbis NTB, Kamis, 8 Agustus 2024 lalu.

Ketika disinggung menggunakan obat-obatan untuk tanaman kangkungnya, diakuinya, ia belum menggunakannya. Meski demikian, dirinya sudah berencana menggunakan obat-obatan, khususnya anti hama agar daun kangkungnya tidak dimakan serangga, khususnya belalang.

Sekarang, dirinya menanam kangkung di lahan sewa seluas 40 are. Dalam setahun ia harus membayar sewa lahan pada tetangganya dengan harga Rp2 juta. Meski sewa Rp2 juta dianggap cukup mahal, ia berusaha menanam kangkung dengan harapan bisa panen setiap hari.

Hanya Kangkung Lombok Cocok Dijadikan Pelecing

Memiliki jenis berbeda dari kangkung dari daerah lain, termasuk di Pulau Lombok, keberadaan kangkung yang ditanam di Kota Mataram dan Lombok Barat bagi pedagang pelecing kangkung yang cocok dijadikan pelecing.

Seperti pengakuan Diah, pedagang pelecing kangkung di Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.

“Kangkung Jawa kurus-kurus. Kalau kangkung Lombok agak tebal. Kangkung ini kan budidayanya di air, kalau kangkung Jawa di tanah. Jadi kangkung Jawa kurang cocok dijadikan pelecing, karena lembek teksturnya kalau direbus,” ujarnya kepada Ekbis NTB, Sabtu, 10 Agustus 2024.

Pedagang asli Jawa Timur yang telah berjualan pelecing selama 13 tahun ini mengaku stok kangkung Lombok semakin limit di pasaran. Hal ini dikarenakan para petani kangkung baru mulai menanam.

Akibat stok kangkung yang mulai menipis, harga kangkung menjadi sedikit lebih mahal. Biasanya ia bisa mendapatkan empat ikat kangkung dengan harga Rp5.000, kini ia hanya bisa mendapatkan tiga ikat kangkung dengan harga yang sama.

Selain karena baru musim tanam kangkung. Kangkung Lombok juga dikirim ke luar daerah, seperti Pulau Jawa dan daerah lain di Indonesia. Hal tersebut berdampak pada kenaikan harga kangkung di daerah. Meski demikian, Diah mengaku tidak risau dengan kondisi tersebut. Pasalnya, ia tetap mendapat untung meski harga kangkung mengalami sedikit kenaikan. (ham/era)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO