Mataram (Suara NTB) – Komandan Resor Militer 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal TNI Agus Bhakti mendukung upaya kepolisian dalam menelusuri motif kericuhan yang terjadi di kawasan tambang emas rakyat wilayah Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
“Bentuknya, pasti kami mendukung Polri dengan berkoordinasi dan bersinergi mencari akar permasalahannya apa,” kata Brigjen TNI Agus Bhakti di Mataram, Selasa.
Koordinasi tersebut juga dilakukan bersama forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) untuk mencari solusi dari permasalahan yang muncul.
“Solusi dari permasalahan itu juga kita cari dengan duduk bersama forkopimda,” ujarnya.
Sejauh ini, jelas Danrem, pihaknya belum mendapatkan informasi konkret mengenai insiden kericuhan pada Sabtu, 10 Agustus 2024, yang mengakibatkan salah satu kawasan kamp atau tempat tinggal sementara diduga milik penambang asal China ludes terbakar.
Agus Bhakti menyatakan belum bisa menyimpulkan motif dari insiden kericuhan di tambang emas rakyat Sekotong tersebut.
“Kalau data laporan TNI ini belum ada indikasi ke mana-mana, masih kami koordinasikan lebih lanjut dengan Polri,” ucap dia.
Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Polisi Rio Indra Lesmana sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengambil langkah pengamanan di lokasi kericuhan yang berada di perbukitan Desa Persiapan Blongas tersebut.
Penyelidikan dari kasus pembakaran kamp juga sudah berada di bawah penanganan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Lombok Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Komisaris Besar Polisi Syarif Hidayat pada kesempatan sebelumnya telah membenarkan adanya insiden tersebut.
Polres Lombok Barat kini masih menyelidiki motif dari aksi yang diduga dilakukan oleh sekelompok warga.
“Dugaan sementara (pembakaran) karena ada illegal mining. Data lengkapnya sudah ada di Reskrim Lombok Barat. Jadi, yang tangani proses penyelidikannya polres, kami hanya ‘back-up’,” ujar Syarif. (ant)