spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANLPPM Unram Edukasi Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini di Desa Sengkol

LPPM Unram Edukasi Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini di Desa Sengkol

Mataram (Suara NTB) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Mataram (LPPM Unram) menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini yang merupakan bagian dari rangkaian Unram Mengabdi. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula SD-SMP Negeri 13 Satu Atap Desa Sengkol Kabupaten Lombok Tengah, dengan dihadiri 20 peserta yang terdiri dari Ibu Rumah Tangga dan pelajar pada Rabu, 13 Agustus 2024.

Dalam kesempatan ini hadir Direktur Rumah Sakit Unram, Dr. dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM; Prof. Dr. Ir. Ruth Stella Petrunella Thei, MS.; Dr. Abdul Atsar, SH., MH.; dan beberapa staf LPPM Unram.

Sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan Unram Mengabdi ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi penting mengenai pencegahan stunting dan risiko pernikahan di bawah umur kepada masyarakat lokal.

Dalam pelatihan ini, peserta memperoleh pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab stunting, seperti gizi buruk dan pola makan yang tidak sehat, serta bagaimana cara mencegahnya melalui pola makan yang baik dan perawatan kesehatan yang tepat.

Selain itu, pelatihan ini juga membahas dampak pernikahan di bawah umur terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak serta strategi untuk mencegah praktik tersebut.

Dalam pemaparannya, Lina Nurbaiti menuturkan, stunting, yang ditandai dengan pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah kesehatan serius yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya asupan gizi yang memadai, infeksi berulang, dan kondisi sosial-ekonomi yang kurang mendukung.

“Kesehatan ibu selama kehamilan dan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan anak adalah kunci untuk mencegah stunting. Selain itu, pola makan yang seimbang dan upaya menjaga kebersihan juga sangat penting” tegas Lina.

Sosialisasi ini melibatkan berbagai kegiatan, mulai dari seminar mengenai nutrisi seimbang dan pentingnya imunisasi, hingga demonstrasi langsung mengenai cara menyiapkan makanan bergizi dengan bahan lokal. Para peserta juga diberikan informasi tentang tanda-tanda awal stunting dan langkah-langkah intervensi yang dapat dilakukan di rumah.

Di samping itu penelitian mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting adalah pernikahan dini, yang sering mengakibatkan kehamilan pada usia yang belum matang dan meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu dan anak.

Prof. Ruth Stella Petrunella Thei menyoroti hubungan antara pernikahan dini dan tingginya angka stunting, Pernikahan dini sering kali terjadi sebelum seorang perempuan benar-benar siap secara fisik dan mental untuk menjadi ibu. Kehamilan pada usia muda dapat menyebabkan kekurangan gizi pada ibu, yang kemudian berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Untuk mencapai penurunan angka stunting yang signifikan, kita perlu memperhatikan faktor-faktor sosial yang berkontribusi, termasuk pernikahan dini. Melalui program pencegahan dan peningkatan kesadaran, kami berharap dapat mengurangi kejadian pernikahan dini dan, pada gilirannya, menurunkan angka stunting,” ujar Prof. Stella.

Penting untuk memahami bahwa peraturan mengenai batas usia pernikahan bukan hanya sebuah norma hukum, tetapi juga instrumen untuk melindungi hak-hak anak dan mencegah dampak kesehatan yang merugikan. Penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran ini adalah langkah krusial dalam mengurangi angka pernikahan dini.

Selama acara, peserta juga diberikan informasi mengenai mekanisme pelaporan dan langkah-langkah yang dapat diambil jika mendapati kasus pernikahan dini. Selain itu, ada sesi tanya jawab mengenai peran masyarakat dalam menegakkan hukum dan mendukung pencegahan pernikahan dini.

“Ketika masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang hukum dan dampak negatif pernikahan dini, mereka dapat berperan aktif dalam mencegah praktik tersebut dan melaporkannya kepada pihak berwenang,” tambah Abdul Atsar.

Acara ini mendapat sambutan positif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perwakilan dari masyarakat dan ibu rumah tangga.

Kepala LPPM Unram, Prof. Sukartono, menuturkan, pentingnya sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mengatasi tantangan kesehatan yang signifikan. Kegiatan Unram Mengabdi dengan tema pencegahan stunting dan pernikahan dini di Desa Sengkol merupakan contoh konkret dari komitmen Universitas Mataram dalam berkontribusi pada solusi masalah sosial dan kesehatan masyarakat.

 “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga masyarakat Desa Sengkol. Dukungan dan antusiasme semua sangat berharga dalam mencapai tujuan bersama kita. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah desa dan pihak terkait yang telah menyediakan fasilitas dan kerjasama yang baik,” ujarnya.

Prof. Sukartono turut mengajak seluruh masyarakat Desa Sengkol untuk terus berpartisipasi aktif dalam program-program kesehatan dan pendidikan, dan bersama-sama kita wujudkan desa yang lebih sehat dan sejahtera. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO