Mataram (Suara NTB) – Rangkaian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) jenjang SMA, SMK, dan paket C sederajat telah dimulai pada bulan Agustus 2024. Sementara untuk Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) bagi guru dan kepala sekolah jenjang SMA sederajat akan dilaksanakan pada 11–24 September 2024.
Pada tahun 2023 lalu, banyak kendala seperti banyak guru tidak mengisi survei dan tidak menjawab lengkap. Karena itu, sekolah diminta untuk memfasilitasi guru mengikuti Sulingjar tahun 2024 ini.
Koordinator Teknis Asesmen Nasional Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Purni Susanto pada Kamis, 22 Agustus 2024 mengatakan, pada rangkaian ANBK 2023 lalu, banyak kendala yang sering terjadi saat Sulingjar. Kendala itu, antara lain survei tidak dijawab lengkap, banyak guru yang tidak mengisi. “Hingga jawaban tidak akurat alias asal-asalan,” ungkap Purni.
Terkait persoalan tersebut, pihaknya meminta agar sekolah mengisi survei secara bersamaan. Hal itu untuk meminimalisasi kendala seperti tahun 2023 lalu.
“Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pengisian survei pada waktu dan tempat tertentu di luar jam dinas agar pelaksanaannya mudah dikontrol, sekolah dapat mengkoordinirnya,” ujar Purni, yang juga Sub Koordinator Kurikulum Bidang SMA Dinas Dikbud NTB.
Sementara itu, siswa mengikuti ANBK jenjang SMA, SMK, dan paket C sederajat pada 19–22 Agustus 2024, dan gelombang kedua pada dan 30 Agustus–1 September 2024. Jumlah sekolah yang berpartisipasi dalam ANBK tahun 2024 sebanyak 377 SMA, dengan rincian SMA negeri sebanyak 152 sekolah dan SMA swasta sebanyak 225 sekolah. Total peserta sebanyak 38.332 siswa. Dengan rincian, peserta dari sekolah negeri sebanyak 32.462 orang, dan peserta dari sekolah swasta 5.870 orang.
“Peserta utama SMA Negeri berjumlah 6.551 orang. Peserta utama SMA swasta sebanyak 4.727 orang. Sementara peserta cadangan dari SMA negeri sebanyak 690 orang, dan dari SMA swasta berjumlah 152 orang,” sebut Purni.
Dalam rangkaian ANBK diadakan juga simulasi dan gladi bersih sebelum pelaksanaan ANBK. Sebelum semua rangkaian itu, diadakan juga sinkronisasi. Purni mengingatkan kepada satuan pendidikan, bahwa ANBK adalah cermin atau profil sekolah bekerja selama satu tahun itu.
Komponen asesmen nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Untuk AKM terdiri dari literasi dan numerasi. Survei karakter terdiri dari enam sub topik yang akan disurvei. Diharapkan dari hasil survei karakter akan keluar sebuah paradigma profil pelajar yang disebut Profil Pelajar Pancasila. Sementara, survei lingkungan belajar, berupa survei kondisi belajar, metode belajar, dan lainnya.
Hasil asesmen tidak menjadi syarat lulus seperti ujian nasional sebelumnya. Asesmen nasional diperuntukkan untuk pemetaan pendidikan, pemetaan kualitas pembelajaran, dan pemetaan mutu siswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Nantinya hasil asesmen nasional akan menjadi salah satu referensi melakukan kebijakan layanan pendidikan di Indonesia pada tahun berikutnya. (ron)