Mataram (Suara NTB) – SLBN 1 Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengembangkan program vokasi untuk membekali keterampilan para siswa berkebutuhan khusus. Program vokasi itu menunjukkan progres yang baik. Salah satunya ditunjukkan melalui panen jamur dalam vokasi holtikultura, pada akhir pekan kemarin.
Kepala SLBN 1 Lombok Utara, Iriyati, S.Pd., pada Senin, 26 Agustus 2024 mengatakan, program vokasi di SLBN 1 Lombok Utara telah berjalan. Hasil program vokasi itu telah menunjukkan hasil. Pihaknya berharap lulusan SLBN 1 Lombok Utara nanti bisa mengembangkan keterampilannya untuk bekal masa depannya.
“Alhamdulillah program vokasi sudah berjalan sesuai dengan program kurikulum dan moto sekolah Mandiri, Terampil, dan Berkarakter. Hasil vokasi kami pasarkan lewat media sosial sekolah dan alhamdulillah konsumen kami dari berbagai lapisan masyarakat,” jelas Iriyati.
SLBN 1 Lombok Utara membuka tiga program vokasi yang masing-masing memiliki brand atau program unggulan. Pertama, vokasi holtikultura dengan brand pokcoy yang menggunakan media Hidroponik. “Selain pokcoy kami juga memcoba membudi daya jamur yang hasilnya akan kami olah di dapur boga,” ujarnya.
Kedua, vokasi tata boga dengan brand jamur crispy yang bahan utamanya dari hasil budi daya jamur vokasi holtikultura. Ketiga, vokasi membatik yang baru dibuka. “Insyaallah brand Batik Tau Daya yang kombinasi utamanya mengangkat kearifan lokal Lombok Utara. Untuk hasil produk vokasi tata boga sudah berlabel halal dan sedang proses izin usaha di Disperindag Lombok Utara,” ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. Hj. Eva Sofia Sari, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi SLBN 1 Lombok Utara. “Mereka fokus pada pertanian. Pokcoy, sawi dan jamur untuk jamur langsung diolah menjadi jamur crispy, dan langsung siap dipasarkan,” ujarnya.
Menurutnya, melalui pendidikan vokasi itu, Anak Berkebutuha Khusus (ABK) dididik menjadi mandiri. “Agar ABK tidak menjadi beban kehidupan bagi keluarga, tetapi diharapkan bisa juga menciptakan lapangan kerja,” harap Eva Sofia Sari.
Terkait pendidikan vokasi di SLB, pihaknya akan fokus bekerja sama dengan mitra terkait seperti SMK dan pihak Industri dan Dunia Kerja (Iduka). SLB vokasi mengacu pada kurikulum SLB yang lebih menekankan pada pendidikan keterampilan. Eva menyampaikan, dengan adanya keterampilan tersebut, para siswa bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Untuk menyeleraskan pelaksanaan SLB vokasi, maka bidang Pembinaan PK Dinas Dikbud NTB akan berkolaborasi dengan bidang pembinaan SMK yang juga melaksanakan pendidikan vokasi. (ron)