Mataram (Suara NTB) – Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram, telah mengusulkan 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk terlibat menyemarakkan penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada 27-29 September. Proses kurasi sedang berlangsung ke pemerintah pusat.
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Mataram, H. M. Ramadhani menyebutkan, sejumlah 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Mataram, diusulkan untuk terlibat dalam mensukseskan penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Saat ini, pemerintah pusat masih melakukan kurasi terhadap usulan dari masing-masing kabupaten/kota. “Jenis UMKM yang kita usulkan kuliner, kriya, dan fasyen. Kalau kriteria yang menjadi kurasi saya tidak paham karena kewenangan berada di Kementerian,” terang Dhani dikonfirmasi pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di pusat sebut Dhani, memiliki binaan UMKM melalui BUMN yang berada di daerah. Perusahaan plat merah yang menjadi sponsor pada penyelenggaraan balap motor kelas dunia tersebut, mendapatkan kuota untuk melibatkan UMKM binaan mereka. Oleh karena itu, UMKM di bawah binaan BUMN secara langsung mendapatkan posisi strategis berjualan di Sirkuit Mandalika. “Jadi mereka ada kuota khusus tidak melalui kurasi di OPD teknis,” katanya.
Pelaku UMKM yang menjual produknya saat penyelenggaraan MotoGP disesuaikan dengan grade atau levelnya. Lapak di tempat dekat dengan penonton dan sebagian di dekat parkir kendaraan. Jika lapak UMKM yang berada di radius ring I atau dekat dengan penonton, maka banyak potensi omset diperoleh. Berbeda dengan lapak UMKM yang di tempat di parkiran sepertinya banyak keluhan karena jarang dikunjungi atau dilirik oleh penonton. “Dua tahun terakhir penyelenggaraan MotoGP justru UMKM banyak mengeluh,” ujarnya.
Pemkot Mataram tidak ingin membuat pelaku UMKM kecewa, terutama yang tidak terakomodir. Salah satu solusinya kata Dhani, akan diadakan festival kuliner Mataram di eks Bandara Selaparang sebagai bentuk tindaklanjuti dari kesepakatan kerjasama antara Pemkot Mataram dengan PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok. “Jadi itu gerak cepat kami supaya ada rencana aksi dari MoU ini,” demikian kata Dhani. (cem)