spot_img
Kamis, November 14, 2024
spot_img
BerandaNTBNTB: KUAT

NTB: KUAT

Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si – Kepala Bappeda Provinsi NTB

Serial 4 : NTB EMAS 2045 – Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi NTB Tahun 2025-2045

Paradigma pembangunan daerah saat ini terus mengalami perkembangan, diawali dengan dimensi ekonomi sebagai perwujudan pertumbuhan ekonomi, hingga dimensi sosial, lingkungan, tata kelola pemerintahan, dan hukum. Seiring dengan makin berkembangnya permasalahan dan beragam isu strategis dalam dinamika pembangunan. Dimensi pembangunan ekonomi lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan dengan prinsip pemberdayaan. Dalam dimensi pembangunan sosial, orientasinya fokus pada peningkatan kualitas kehidupan manusia secara paripurna dengan prinsip keadilan dan pemerataan. Selanjutnya, dimensi pembangunan lingkungan fokus pada peningkatan kualitas lingkungan hidup menjamin implementasi prinsip berkelanjutan dan kelestarian alam. Dalam dimensi pembangunan tata kelola pemerintahan, fokus pada pelayanan publik dengan prinsip good governance.

Dalam dokumen RPJPN dan RPJPD 2025-2045 Provinsi NTB, seluruh dimensi pembangunan ini akan menjadi fokus penting dalam proses transformasi, yaitu perubahan pendekatan perencanaan pembangunan yang lebih berdampak untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Upaya transformasi multidimensi ini tercermin dalam Visi Provinsi NTB Tahun 2025-2045 sebagai visi NTB EMAS 2045, dengan karakteristik ekonomi maju, sumber daya manusianya kuat, aman berkelanjutan lingkungannya, serta sejahtera masyarakat dan daerahnya.

Visi NTB 2025-2045 dalam mendorong tansformasi pembangunan sosial salah satunya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang Kompetitif, Unggul, Andal, dan Taqwa (KUAT). Provinsi NTB yang KUAT merupakan gambaran dari terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompetitif, Unggul, Andal, dan Taqwa. Pertama, SDM NTB yang Kompetitif digambarkan sebagai SDM yang memiliki daya saing dan mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Kompetitif arahnya setiap angkatan kerja dan tenaga kerja dipersiapkan memiliki sertifikasi kompetensi. Kedua, SDM NTB yang Unggul digambarkan sebagai SDM yang memiliki keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi, dalam pembangunan manusia. Unggul arahnya agar setiap anak NTB berkembang menjadi individu dan masyarakat yang berkarakter. Ketiga, SDM NTB yang Andal bermakna SDM yang memiliki kompetensi dan kekuatan untuk bersaing dengan berbagai keterbatasan dan tantangan dari kondisi yang ada. Andal arahnya agar SDM NTB dapat diandalkan dalam situasi Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA) dengan dilengkapi kemampuan bahasa asing, keterampilan teknologi informasi komunikasi, dan kemampuan kewirausahaan. Keempat, SDM NTB yang Taqwa bermakna SDM yang memiliki akhlak yang mulia, menjunjung tinggi nilai keagamaan, etika, dan budaya hidup bermasyarakat, mencintai alam lingkungan, dan mampu menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik. Taqwa arahnya kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Perwujudan SDM NTB yang KUAT menggunakan pendekatan humanis yang memperhatikan siklus kehidupan manusia, dari bayi, balita, anak remaja, dewasa, dan masyarakat berusia lanjut. Kebutuhan pengembangan kapasitas SDM NTB yang berkualitas juga memperhatikan kelompok rentan, kelompok miskin, dan disabilitas. Misi transformasi sosial menjadi salah satu kunci akselerasi capaian target kinerja pembangunan Provinsi NTB. Tujuan transformasi sosial yang inklusif dan berkelanjutan di Provinsi NTB adalah mewujudkan sumber daya manusia NTB yang kompetitif, unggul, andal, dan taqwa. Transformasi sosial ini meliputi pendidikan berkualitas yang merata, kesehatan untuk semua, dan perlindungan sosial yang adaptif. Transformasi sosial dilakukan dengan menyentuh sisi fisik (badan/raga) dan sisi non-fisik (batiniah/spriritual). Kekuatan dan kualitas sumber daya manusia menjadi penggerak untuk melaksanakan ketiga transformasi utama dalam RPJPD Provinsi NTB Tahun 2025-2045 yaitu transformasi sosial, transformasi ekonomi, dan transformasi tata kelola.

Kualitas kehidupan manusia dilihat dari berbagai indikator yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM memberikan gambaran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup seperti pengetahuan diukur dari Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS); umur panjang dan hidup sehat diukur dari Umur Harapan Hidup (UHH); dan standar hidup layak diukur dari Pengeluaran per Kapita. Data BPS menggambarkan capaian IPM NTB selama kurun waktu tahun 2019-2023, menunjukkan peningkatan dari 68,14 (kategori Sedang) menjadi 72,37 (kategori Tinggi). Selanjutnya HLS NTB juga mengalami peningkatan dari tahun 2019-2023 yaitu sebesar 13,48 tahun menjadi 13,97 tahun dan ini menempatkan posisi NTB sebagai daerah keenam tertinggi di Indonesia. Untuk RLS NTB, juga mengalami peningkatan dari 7,27 tahun menjadi 7,74 tahun. Namun, capaian RLS ini masih sangat rendah, menempatkan NTB pada posisi ketiga terendah secara nasional bersama Papua dan Kalimantan Barat. Sedangkan untuk UHH dari tahun 2019-2023 juga menunjukkan peningkatan 66,28 tahun menjadi 72,02 tahun, dan hanya terpaut 1,91 tahun dari UHH Nasional yang mencapai 73,93 tahun.

Selanjutnya, transformasi pembangunan kualitas sumber daya manusia di NTB yang penting adalah kemampuan untuk berkompetisi, unggul, dan andal dari sisi pendidikan dan kesehatan. Menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk usia 15 tahun ke atas tahun 2023, data BPS menunjukkan 25,47% didominasi oleh tingkat SLTA/sederajat; 24,12% tingkat SD/sederajat, dan 22,49% tingkat SLTP/sederajat. Masih terdapat 18,69% Tidak Punya Ijazah; dan hanya 9,24% lulusan di tingkat Perguruan Tinggi. Gambaran ini dapat menjadi salah satu indikasi bahwa daya saing SDM di NTB untuk berkompetisi dengan SDM dari daerah lain akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Diperlukan terobosan strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang menghasilkan SDM berkualitas dan berdaya saing di Provinsi NTB.

Dari sisi kesehatan, derajat kesehatan terus menunjukkan peningkatan, angka kematian bayi NTB di tahun 2010 sebesar 13 per 1.000 kelahiran hidup, menurun di tahun 2023 menjadi 8,40 per kelahiran hidup. Untuk angka kematian ibu, di tahun 2010 sebesar 113 per 100.000 kelahiran hidup, menurun menjadi 102,50 per kelahiran hidup di tahun 2023. Harapan dari capaian kualitas kehidupan manusia pada aspek kesehatan ini tentunya menunjukkan perbaikan, namun masih dibawah target global diantaranya angka kematian neonatal hingga setidaknya 12 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita hingga setidaknya 25 kematian per 1.000 kelahiran hidup, serta angka kematian ibu kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Gambaran kondisi kualitas kehidupan sumber daya manusia NTB ini menunjukkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Namun terdapat beberapa hal yang masih menjadi catatan kita bersama. Masih rendahnya daya saing sumber daya terutama pada sisi pendidikan dan kesehatan akan memberikan tantangan tersendiri. Perlu usaha yang sungguh-sungguh secara bertahap untuk melakukan transformasi melalui dari penyiapan pondasi, akselerasi, ekspansi global dan perwujudan transformasi sosial secara komprehensif.

Spirit dari misi pembangunan transformasi sosial adalah pada pembangunan fisik dan pembangunan jiwa dan semangat masyarakat NTB untuk terus maju. Pembangunan modal manusia dan modal sosial budaya memiliki keterkaitan yang kuat untuk membangun manusia NTB yang KUAT. Provinsi NTB dengan 4 suku besar, yaitu Sasak, Samawa, Dompu, dan Bima, memiliki konsep membangun kehidupan yang seimbang berdasarkan nilai luhur dan kebudayaan lokal. Potensi pada keempat suku besar ini menjadi modal sosial yang dapat mengakselerasi capaian target RPJPD Provinsi NTB Tahun 2025-2045. Modal sosial yang dimiliki oleh suku Sasak, Sumbawa, Dompu, dan Bima menjadi aset penting untuk mendukung transformasi sosial di Provinsi NTB. Untuk Pulau Lombok, suku Sasak memiliki nilai luhur Patut Patuh Patju, Tatas Tuhu Trasna, Patuh Karya, Tioq Tata Tunak, Maju Religius Berbudaya. Untuk Pulau Sumbawa, suku Samawa memiliki nilai luhur Sabalong Samalewa dan Pariri Lema Bariri membangun kehidupan bersama yang teratur rapi terarah baik fisik dan mental agar bermanfaat bagi banyak orang. Suku Bima dengan nilai Maja Labo Dahu dan suku Dompu dengan nilai luhur  Nggahi Rawi Pahu. Makna penting dari nilai luhur 4 suku besar di Provinsi NTB ini adalah memberikan arah pembangunan manusia yang seimbang dari sisi fisik dan mental untuk kebermanfaatan bagi sesama manusia dan lingkungan. Dibalik keberagaman budaya, jaringan sosial, nilai-nilai agama, budaya lokal, nilai luhur ini diwujudkan dalam partisipasi aktif masyarakat untuk pembangunan daerah. Transformasi sosial yang berakar pada modal sosial dapat mendukung pendidikan berkualitas yang merata, kesehatan untuk semua, dan perlindungan sosial yang adaptif.

Kerangka upaya transformasi sosial menuju NTB KUAT pada RPJPD Provinsi NTB 2025-2045 dirumuskan melalui perubahan super prioritas (game changer) yang telah diselaraskan dengan RPJPN 2025-2045. Game changers dalam RPJPD Provinsi NTB Tahun 2025-2045 bertujuan untuk mengimplementasikan strategi dan inisiatif yang inovatif, kreatif, dan berkelanjutan. Strategi game changers ini dapat mengakselerasi perubahan dari kondisi eksisting tahun 2025 menjadi keadaan yang diinginkan pada tahun 2045. Game changer tansformasi sosial menuju NTB KUAT dilakukan dengan Percepatan wajib belajar 13 tahun (1 tahun pra sekolah dan 12 tahun pendidikan dasar dan pendidikan menengah); Peningkatan partisipasi pendidikan tinggi dan lulusan STEAM (pendekatan pendidikan yang berfokus pada Science, Technology, Engineering, Arts, dan Math) berkualitas termasuk pemanfaatan dana abadi pendidikan; Investasi pelayanan kesehatan primer, penuntasan stunting, serta eliminasi penyakit menular dan penyakit tropis terabaikan (terutama: tuberkulosis dan kusta), dan Penuntasan kemiskinan dengan satu sistem Regsosek dan perlindungan sosial adaptif terintegrasi. Percepatan wajib belajar hingga 13 tahun, termasuk 1 tahun pra-sekolah, 12 tahun pendidikan dasar dan menengah, memiliki potensi besar untuk memengaruhi masa depan pendidikan.

Dalam RPJPD Provinsi NTB Tahun 2025-2045 menyebutkan bahwa dalam mewujudkan NTB KUAT melalui transformasi sosial dilakukan dengan 4 (empat) tahapan.

  • Tahap I (2025-2029): Tahap pertama diarahkan untuk penuntasan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial pada seluruh kelompok masyarakat, dengan mengimplementasikan prinsip GEDSI (kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial), serta peningkatan kualitas SDM untuk membentuk manusia NTB yang produktif;
  • Tahap II (2030-2034) : Tahap kedua diarahkan untuk penguatan pembangunan manusia yang inklusif pada semua kelompok masyarakat, penyandang disabilitas, kelompok rentan dan kelompok marjinal, dan percepatan pembangunan SDM yang berkualitas;
  • Tahap III (2035-2039) : Tahap ketiga diarahkan untuk penguatan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi semakin produktif dan inovatif, serta menjamin keberlanjutan peningkatan kesejahteraan masyarakat NTB, dengan didukung oleh ketahanan sosial budaya dan ekologi; dan
  • Tahap IV (2040-2045) : Tahap keempat diarahkan untuk perwujudan manusia NTB yang sejahtera, berdaya saing, maju, unggul, adaptif terhadap perubahan dinamika global, memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia berdasarkan nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang luhur.

Harapannya, dalam 20 tahun ke depan, visi NTB EMAS 2045 dapat mewujudkan kualitas kehidupan manusia NTB yang Kompetitif, Unggul, Andal Dan Taqwa (KUAT). Kuat secara fisik dan batiniah untuk membawa kesejahteraan pada level individu dan level masyarakat secara luas. Kolaborasi dan kerjasama multi-pihak akan mewujudkan Provinsi NTB yang KUAT merupakan gambaran dari terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) NTB yang Kompetitif, Unggul, Andal, dan Taqwa.

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO