Mataram (Suara NTB) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa potensi kekeringan di wilayah NTB makin meluas. Pada dasarian I September 2024 yaitu dari tanggal 1-10 September, potensi hujan di wilayah NTB sangat rendah.
Prakirawan BMKG Nusa Tenggara Barat Yuhanna Maurits mengatakan, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di atas 20mm/dasarian terjadi di sebagian besar wilayah NTB. Namun di wilayah Pulau Lombok bagian barat, terdapat wilayah dengan peluang curah berkisar antara 30 – 40 persen.
“Curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian III Agustus 2024 secara umum berada pada kategori Rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III Agustus 2024 di wilayah NTB umumnya didominasi kategori bawah normal. Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada kategori Panjang yaitu 21 – 30 hari. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Sape 2, Kabupaten Bima selama 131 hari,” terang Yuhanna Maurits dalam keterangannya, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Ia mengatakan, berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis atau iklim sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan dengan potensi Waspada, Siaga dan Awas yang terjadi di daerah.
Terdapat 25 kecamatan di NTB yang masuk dalam level Waspada kekeringan meteorologis. Diantaranya di Kecamatan Batu Layar, Gerung, Kediri, dan Lembar di Lombok Barat. Kemudian di Lombok Tengah terdapat di Kecamatan Janapria, Praya, dan Praya Tengah. Begitu juga di Kabupaten Lombok Timur sejumlah daerah masuk dalam kekeringan meteorologis level Waspada seperti Keca Aikmel, Labuhan Haji, Sakra Barat, Sambelia, Sembalun dan lainnya.
Kemudian Level Siaga kekeringan meterologis terdapat di 10 wilayah yang meliputi Kecamatan Pajo Dompu, Kecamatan Soromandi dan Tambora di Kabupaten Bima, Kecamatan Mataram Kota Mataram, Kecamatan Sekotong Lombok Barat, Kecamatan Pujut Lombok Tengah, Kecamatan Jerowaru dan Pringgabaya Lombok Timur, Kecamatan Moyo Hulu di Sumbawa serta dan Kecamatan Maluk di Sumbawa Barat.
Sedangkan Level Awas kekeringan meteorologis terdapat di Kecamatan Swela Lombok Timur, kemudian Kecamatan Belo, Palibelo, Sape di Kabupaten Bima.
Saat ini seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau. Sehingga masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.(ris)