Giri Menang (Suara NTB) – Ponpes Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, terbakar hebat, Senin, 2 September 2024, sekitar Pukul 19.00 Wita. Akibat kebakaran itu, sekitar empat ruang kelas di gedung Madrasah Tsanawiyah (Mts) yang sebagian besar bagian atapnya ludes terbakar. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.
Informasi yang diperoleh Suara NTB, kejadian kebakaran tersebut berlangsung sekitar waktu salat Magrib. Saat kejadian, Santri dan Santriwati sedang di masjid melaksanakan salat magrib. Yang mengalami kebakaran adalah gedung kelas Mts Putra, sehingga kondisi Santri-santriwati pun dalam keadaan aman.
“Alhamdulillah apinya tidak merambat sampai ke gedung sebelah,” kata Kasi Operasi, Pengendali Kebakaran Lobar, Lalu Satriawan.
Api membakar sekitar empat lokal atau ruangan belajar santri MTS Putra Nurul Hakim Kediri di lantai dua. Informasi yang didapatkan dari pihak asrama yang pertama kali melihat, kebakaran terjadi karena adanya hubungan pendek arus listrik. Percikan api timbul pertama kali di ruang tengah lantai dua.
“Memang ada tumpukan meja, tapi tidak ada kegiatan saat itu disana,” terangnya. Karena santri beraktivitas di luar ruangan, maka tidak ada korban akibat adanya kebakaran tersebut.
Kebakaran berhasil dipadamkan sekitar satu jam lebih. Mulai dari jam 19.00 wita setelah salat Maghrib, hingga waktu isya. Pemadaman menghabiskan empat tangki air, dan satu unit tangki air dari Damkar Mataram dan Polres Lobar.
Sementara Kepala Damkar Lobar, M. Syahlan mengatakan mengenai kerugian yang disebabkan kebakaran tersebut masih belum bisa dipastikan. Karena perlu adanya analisa dari wewenang seperti dari Dinas PUTR.
“Instalasi listrik menjadi penyebab utama kebakaran di Lobar. Selain dari kelalaian dari masyarakat di lahan atau pemukiman,” kata Sahlan.
Setelah berhasil dipadamkan sekitar satu jam, Daamkar akan terus memastikan percikan api kecil yang masih ada. Yang saat ini masih dalam tahap pendinginan.
“Besok kita investigasi lagi. Semoga kita mendapatkan titik terang apa penyebabnya,” terangnya.
M Syahlan menjelaskan menurut laporan yang diterima pihaknya kejadian kebakaran terjadi pukul 19.00 WITA. Ketika itu di lokasi kejadian, para santri dan santriwati sedang di Masjid.
Begitu mendapatkan informasi pihaknya langsung menerjunkan tim dan armada ke TKP. Kendala dialam saat pemadaman, yakni saat mengambil air karena kendaraan tengki air tiba belakangan di lokasi. Api bisa dipadamkan dengan empat kali suplai air menggunakan kendaraan tengki tersebut.
“Ada empat kali suplai,” sambungnya.
Sahlan menambahkan, hal ini yang perlu diwanti-wanti dalam pelaksanaan terutama pada saat pembangunan adalah instalasi listrik.
Pasalnya, persoalan instalasi listrik ini menjadi penyebab utama dan paling banyak pemicu kebakaran di Lobar. Disamping kelalaian dari masyarakat, baik di lahan dan pemukiman warga. “Mudah-mudahan ini yang terakhir ya,” ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan ponpes Nurul Hakim TGH. Muzakkar Idris menutur bahwa gedung yang terbakar ini adalah gedung belajar MTs putra, 4 lokal ruang dilantai dua habis terbakar. “Yang terbakar ruang kelas gedung MTs putra sebanyak 4 ruang,” ujarnya.
Kebakaran pertama kali diketahui sekitar pukul 19.00 pada saat itu memang suasana di tempat ini sepi, karena semua santri sedang sholat magrib. (her)