Mataram (Suara NTB) – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB mengkhawatirkan maskapai akan menutup kembali rute baru yang dibuka dari dan ke Lombok. Kekhawatiran ini menyusul masih rendahnya tingkat keterisian pesawat (load factor) pada rute-rute yang belum lama dibuka.
Ketua BPPD Provinsi NTB, Sahlan M. Saleh menyebut dua rute yang akan dibuka, Lombok Semarang dan Semarang – Lombok yang akan dilayani oleh maskapai Super Air Jet pada 8 September 2024 ini. dan rute Lombok – Batam , Batam- Lombok yang akan dilayani juga oleh Super Air Jet pada 13 September 2024.
Selain Super Air Jet, maskapai Pelita Air juga mulai melayani rute Lombok-Jakarta dan sebaliknya pada 19 September 2024 dengan frekuensi penerbangan setiap hari.
“Sekarang sudah terbuka penerbangan ke sejumlah daerah dari dan ke Lombok. Jangan sampai, rute-rute yang baru dibuka ini akan tutup lagi,” katanya, Rabu, 4 September 2024 di sekretariat bersama BPPD NTB.
Kegelisahan BPPD soal eksistensi rute-rute baru ini karena masih rendahnya load factor pesawat pada rute-rute baru yang sudah dibuka sebelumnya. Diantaranya, Makasar, Balikpapan.
“Saya sudah hubungan manajemen maskapainya, katanya load factor masih kecil. Sementara biaya operasionalnya besar,” katanya.
Padahal, menurut Sahlan, agar maskapai membuka rute baru bukan perkara mudah. Karena itu, seluruh pihak memiliki tanggung jawab moral agar maskapai-masakapai ini tetap meramaikan layanan penerbangan dari dan ke Lombok.
BPPD NTB akan bersurat ke pemerintah daerah, termasuk kabupaten/kota di Provinsi NTB untuk mendorong promosi kegiatan agar rute-rute yang sudah dilayani maskapai ini tetap bisa dipertahankan.
“Kita akan bersurat ke pemerintah daerah, dan para stakeholder. Bagaimana caranya menggerakkan unsurnya, atau mempromosikan ke jaringannya di luar . atau bagaimana caranya menghadirkan event-event yang bisa mendatangkan orang dari luar, agar rute-rute yang sudah ada ini bisa terisi,” katanya.
“Ini tanggung jawab moral kita bersama. Tidak bisa BPPD sendiri, atau yang lainnya sendiri. Jangan sampai pas giliran ndak ada maskapai, kita teriaknya sana sini. Giliran sudah ada penerbangan, tidak ada yang mau mengisinya,” tambahnya.
Sahlan mengatakan, beberapa histori rute-rute domestic maupun internasional yang sudah dilayani dari dan ke Lombok, namun tutup. Diantaranya, Solo, Bandung, Banjarmasin, Kupang. Australia, dan Singapore.
“Sekali lagi, tidak mudah menghadirkan penerbanggan baru. Sekarang sudah ada. Tinggal dijaga. Dan dikembangkan,” ujarnya.
BPPD NTB juga akan mempromosikan ke seluruh asosiasi stakeholder, dan yang terkait. Termasuk, akan melakukan road show ke luar negeri, dan daerah-daerah yang sudah dilayani langsung penerbangan dari Lombok. Agar pemerintah daerah dan para mitra di luar dapat memanfaatkan rute-rute yang sudah ad aini untuk berwisata, atau melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi sehingga pesawatnya terisi.
“Karena kita sangat tergantung dari daerah lain, dan tergantung pariwisatanya. Sebab hal ini berkaitan dengan ekonomi langsung. Semakin banyak orang berlalu lalang, tidak saja maskapai tetap hidup, tetapi ekonomi masyarakat akan tumbuh dan bekembang jika perputaran uang di sini semakin besar.
Sebagai informasi tambahan, dengan adanya tambahan rute penerbangan Super Air Jet dan Pelita Air, nantinya Bandara Lombok akan melayani konektivitas langsung dari Lombok menuju sepuluh destinasi domestik, yaitu Jakarta (CGK), Surabaya (SUB), Yogyakarta (YIA), Bali (DPS), Bima (BMU), Sumbawa Besar (SWQ), Makassar (UPG), Balikpapan (BPN), Semarang (SRG), dan Batam (BTH). Penerbangan-penerbangan tersebut dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia (GA), Citilink (QG), Lion Air (JT), Batik Air (ID), Super Air Jet (IU), Wings Air (IW), dan Pelita Air (IP).
Sedangkan untuk penerbangan internasional, saat ini ada dua destinasi yakni tujuan Kuala Lumpur (KUL) yang dilayani oleh maskapai Indonesia AirAsia (QZ), AirAsia Berhad (AK), dan Batik Air Malaysia (OD) serta tujuan Singapura yang dilayani oleh Scoot (TR). (bul)