spot_img
Kamis, Januari 2, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANDorong Peningkatan Kualitas Rumput Laut, Dosen Universitas Samawa Beri Inovasi Rumah Pengering...

Dorong Peningkatan Kualitas Rumput Laut, Dosen Universitas Samawa Beri Inovasi Rumah Pengering Rumput Laut

Mataram (Suara NTB) –  Nusa Tenggara Barat salah satu provinsi penghasil rumput laut, namun jumlah produksinya menempati urutan ke-4 di Indonesia dengan jumlah produksi pada tahun 2022 mencapai 744.498 ton. Posisi ini berada di bawah provinsi Kalimantan Utara. Pada tahun 2023, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan dinyatakan sebagai produsen utama rumput laut Indonesia. Menyadari pentingnya peningkatan mutu rumput laut, tim dosen Universitas Samawa yang diketuai oleh Dr. Neri Kautsari, S.Pi., M.Si., beranggotakan Dwi Mardhia, M.Sc., dan Suprianto SE., M.E., memberikan inovasi rumah pengering rumput laut.

“Pembangunan rumah pengering rumput laut ini bertujuan agar masyarakat dapat melakukan pengeringan rumput laut di dalam rumah pengering sehingga dapat menjaga higenitas (kebersihan), meningkatkan kualitas rumput laut dan mencegah terkena air hujan. Kami berharap kegiatan kami dapat mendorong peningkatan mutu rumput laut di NTB,“ ungkap Ketua Tim Pelaksana, Neri Kautsari.

Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor rumput laut pada tahun 2023 mencapai 251.071,5 ton, meningkat dari 237.270,8 ton pada tahun 2022. Nilai ekspornya juga mengalami lonjakan signifikan, mencapai US$284,8 juta pada tahun 2023, dibandingkan US$223,9 juta pada tahun sebelumnya. New and Emerging Market Report tahun 2023 mengidentifikasi peluang besar untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar mencapai USD11,8 miliar pada tahun 2030.

Selain di Teluk Ekas, pengembangan rumput laut di Nusa Tenggara Barat juga dilakukan di pesisir Teluk Saleh, tepatnya di perairan Dusun Tanjung Bele, Desa Olat Rawa-Kecamatan Moyo Hilir-Sumbawa. Rumput laut telah menjadi komoditi andalan bagi masyarakat Tanjung Bele, namun agar mampu bersaing pada pasar global, butuh inovasi dalam peningkatan mutu kualitas rumput laut terutama mutu rumput laut kering.

Dwi Mardhia selaku anggota tim pelaksana menjelaskan bahwa pembangunan rumah pengering ini adalah bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dibiayai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2024.

“Program pengabdian kepada masyarakat tahun ini tidak hanya terfokus pada pembangunan rumah pengering, namun tim kami juga akan memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait diversifikasi olahan berbasis rumput laut,“ ujarnya.

Pelatihan manajemen usaha juga menjadi perhatian tim dari Universitas Samawa ini. Melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan mitra memiliki pengetahuan dan keterampilan manajemen usaha yang baik sehingga usaha yang dijakankan menjadi usaha yang berkelanjutan terang Suprianto sebagai anggota tim.

Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Muslim Mandiri, Dendri merasa senang dengan adanya program bantuan rumah pengering rumput laut. “Saya dan anggota kelompok merasa senang dengan adanya bantuan rumah pengering rumput laut, semoga dengan adanya rumah pengering ini kami dapat terus meningkatkan mutu rumput laut Tanjung Bele,“ tandasnya. (r)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO