Mataram (Suara NTB)- Kegiatan panen padi masih terus berlangsung di NTB. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi NTB dari Januari – September atau sampai triwulan III 2024 menunjukkan bahwa luas panen padi NTB sudah mencapai 249.802 hektare dengan hasil panen sebesar 1.262.208 ton gabah kering giling (GKG).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB H.Muhammad Tufieq Hidayat mengatakan, dengan capaian yang tinggi tersebut, maka target produksi tahun 2024 ini diyakini akan tercapai sebesar 1,4 juta ton GKG. Bahkan jika dilihat dari capaian hingga bulan September yang cukup menggembirakan ini, maka NTB berpotensi melampaui capaian panen di 2023 yang sebesar 1,54 juta ton.
Muhammad Tufieq Hidayat mengatakan, realisasi produksi padi yang lebih dari 1,5 juta ton di tahun 2024 lantaran adanya beberapa bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan), salah satunya berupa pembagian pompa untuk kelompok tani di NTB. Dengan demikian, meskipun musim kemarau masih terjadi tahun ini, kebutuhan air untuk pertanian padi bisa terpenuhi.
“Tercapainya target kita tidak terlepas dari program pompanisasi bantuan Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan provinsi dan kabupaten/kota se NTB, sehingga dampak kekeringan akibat Elnino dapat diminimalisir. Bahkan hampir tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap produksi padi NTB,” kata Muhammad Tufieq Hidayat kepada Suara NTB, Rabu (2/10)
Untuk diketahui, di 2023 lalu luas panen padi mencapai sekitar 287,51 ribu hektare, mengalami kenaikan sebanyak 17,42 ribu hektare atau 6,45 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 270,09 ribu hektare. Produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 1,54 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 85,59 ribu ton atau 5,89 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 1,45 juta ton GKG.
Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 876,27 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 48,75 ribu ton atau 5,89 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 827,52 ribu ton.(ris)