Oleh: Dr. H. Umar Said, S.H., M.M.
(Ketua STIE AMM Mataram)
Menelaah moto Kabupaten Lombok Barat yang dikenal dengan Patut Patuh Patju merupakan sikap budaya masyarakat Lombok Barat. Moto ini merupakan budaya yang telah berjalan dalam kehidupan masyarakat Lombok Barat, tetap bersinar dan tidak lekang kena panas dan tidak lapuk kena hujan. Hal ini merupakan mustika budaya masyarakat Lombok Barat. Masyarakat Lombok Barat menjunjung tinggi moto ini.
Para pendahulu telah berhasil menggali dari kehidupan masyarakat Lombok Barat, serta merumuskan menjadi suatu moto Patut Patuh Patju yang tertempel pada pakaian Dinas Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, dan di tempat-tempat lain yang berlogo Pemerintah Daerah Lombok Barat. Hal ini membuktikan masyarakat Lombok Barat yang hidup Patut Patuh Patju. Kalau boleh kita terjemahkan secara sederhana dalam artian: Patut adalah cocok, Patuh adalah tunduk pada aturan berlaku, sedangkan kata Patju adalah rajin.
Jadi seluruh kandidat telah memahami masalah moto tersebut. Sebab yang harus disadari adalah pembangunan suatu daerah tidak semata-mata pembangunan fisik saja, tetapi pembangunan budaya juga tidak kalah pentingnya, sehingga moto Patut Patuh Patju telah dibuat sebagai landasan membangun Kabupaten Lombok Barat.
Apabila nanti Ibu Sumiatun dan Bapak Ibnu Salim terpilih menjadi Bupati Lombok Barat atau kandidat lainnya, menurut kami pasti akan beranjak mendalami serta mencermati landasan pembangunan yang telah berakar sebagai budaya masyarakat Lombok Barat. Sebab kalau salah memahaminya maka segala hasil pembangunan nantinya tidak akan dapat memuaskan harapan masyarakat sebab pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat.
Upaya peningkatan kesejahteran masyarakat merupakan tuntutan setiap orang di daerah, sehingga penjabaran program di daerah akan sangat tergantung pada manajerial setiap pimpinan di daerah. Di dalam perjuangan melalui partai tidak dapat dibantah lagi bahwa kecenderungan oligarki dan birokrat dari organisasi partai merupakan masalah kebutuhan teknis dan praktis, maka oligarki merupakan produk mutlak dari prinsip berorganisasi.
Oleh karena oganisasi adalah satu satunya jalan mencapai tujuaan. Disadari bahwa perjuangan yang dilakukan oleh masing-masing kandidat adalah merupakan suatu nilai yang sulit ditemukan oleh siapapun kalau tidak melalui upaya pencarian dan terencana. Massa atau para pemilih menanti seiiring dengan semakin meluasnya birokrasi partai, sehingga diperlukan meneliti dan mencermati kembali rantai kekerabatan yang masa lalu cenderung lemah atau kendur sehingga mereka sadar bahwa partai kami masih tegak untuk memperkuat rantai kekerabatan.
Sebagai kandidat Bupati Lombok Barat, kami yakin dalam kekerabatan yang telah terjalin baik oleh Ibu Sumiatun selaku Wakil Bupati dan Legislatif Kabupaten Lombok Barat dalam waktu cukup panjang pasti adanya jalin suatu kepercayaan dari masyarakat. Maka dari kekerabatan ini terhimpunlah berita/masukan masalah menyangkut pembangunan yang belum selesai pada masa lalu, sehingga menjadi PR seorang Bupati terpilih nantinya. Jadi hal-hal seperti ini, jalinan komunikasi antara Pemerintah dan masyarakat telah berjalan baik.
Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan bidang dari Calon Wakil Bupati Lombok Barat. Kehadiran Bapak Ibnu Salim sebagai calon wakil Bupati bukan secara kebetulan, mengingat kalau dikaitkan sejarah adanya peristiwa yang kurang sedap terdengar telinga bahwa di Lombok Barat telah mengalami nasib apes atau nahas bahwa beberapa pimpinan Pemerintah Lombok Barat tahun-tahun yang lalu terjerat karena berurusan dengan KPK yaitu mengenai masalah korupsi sehingga nampak keinginan masyarakat Lombok Barat saat ini, mulai menyadari bahwa masalah korupsi ini adalah masalah yang sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat pada suatu daerah. Oleh karena ia bersemboyan korupsi harus dibasmi dan tidak ingin mendengar lagi terjadinya kata korupsi lagi di Kabupaten Lombok Barat, karena korupsi menambah penderitaan masyarakat. Oleh karena itu mendengar motivasi masyarakat Lombok Barat ingin melepaskan pemerintah daerahnya dari bahaya korupsi, maka dengan mendukung Ibnu Salim akan menjadi Wakil Bupati adalah suatu ide yang tepat karena tugas beliau saat sebagai Inspektur Provinsi NTB adalah memberantas korupsi. Sehingga kami tidak segan-segan mengajukan jempol atas ide tersebut.
Masyarakat Lombok Barat yang berencana menghapus korupsi di bumi Lombok Barat adalah jalan untuk satu-satunya menghapus kemiskinan yang menimpa masyarakat karena korupsi, faktor penghambat pembangunan daerah. Sedangkan selama ini Pemda Lombok Barat dari tahun ke tahun selalu menganggarkan di dalam APBD-nya setiap tahunnya anggaran untuk mengentaskan kemiskinan. Sehingga masyarakat yakin bahwa betapa hinanya pejabat mengambil uang rakyat dengan cara korupsi, oleh karena Bapak Ibnu Salim kalau terpilih menjadi Wakil Bupati Lombok Barat yang saat ini merupakan andalan masyarakat Lombok Barat membuktikan mustika Patut Patuh Patju tetap bersinar di hati masyarakat. (*)