spot_img
Kamis, November 21, 2024
spot_img
BerandaHEADLINETingkatkan Usia Harapan Hidup

Tingkatkan Usia Harapan Hidup

PEMPROV NTB menargetkan peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat yakni 80 tahun. Tujuan tersebut akan dicapai salah satunya melalui penekanan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan memperhatikan kondisi kesehatannya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan, kasus kematian ibu dan kematian bayi menjadi salah satu agenda penting untuk terus diturunkan dengan konsep kolaborasi dengan sejumlah pihak. Menurutnya, tren kasus kematian ibu dan bayi ini terus mengalami penurunan.

“Tren kasus kematian ibu dan bayi di provinsi NTB mengalai penurunan dari tahun ke tahun,” kata Lalu Hamzi Fikri kepada Suara NTB, Jumat 4 oktober 2024

Terkait dengan UHH serta AKI dan AKB ini juga pernah disampaikan Kepala Dinas Kesehatan dalam Pelatihan Pelayanan Antenatal Care, Persalinan, Nifas dan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bagi Bidan di FKTP yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Senin 30 september 2024 lalu.

Jika mengacu pada data BPS tahun 2022 – 2023, UHH di Provinsi NTB 2023 untuk laki-laki mencapai 65,54 tahun, terjadi peningkatan dari UUH tahun 2022 sebesar 64,14 tahun. Sementara UUH Perempuan NTB di 2023 sebesar 69,50 tahun, bertambah dari sebelumnya 2022 sebesar 69,07 tahun.

Lebih lanjut, ia menjelaskan di NTB pada tahun 2023 sebanyak kurang lebih 29,6 persen calon pengantin (catin) perempuan mengalami anemia, dan sekitar 11,9 persen remaja putri Kekurangan Energi Kronik (KEK). Inilah tantangan kesehatan yang terus dilakukan perbaikan untuk menurunkan angka AKI dan AKB di NTB.

Khusus untuk anak stunting, Dr. Fikri menyatakan bahwa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) masih menjadi pilihan terbaik, dengan catatan harus dipastikan PMT tersebut sampai dan dikonsumsi oleh bayi. Pertumbuhan anak pada usia 6 bulan ke atas menjadi perhatian khusus karena di usia ini anak sudah mulai mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

“Pada momen tersebut, ada risiko berat badan anak tidak bertambah jika pola asuh kurang tepat, seperti pemberian permen oleh orang tua atau pengasuhnya yang dapat menyebabkan nafsu makan anak jadi berkurang,” ujarnya.

Selain stunting, perhatian juga tertuju pada wasting dan underweight, karena risiko anak-anak yang wasting dan underweight bisa menjadi stunting jika tidak ditangani dengan serius.

Terkait pelayanan ibu hamil, untuk pelayanan Antenatal (AnC) terpadu harus memperhatikan protap dan ini terdapat pada buku KIA. Misalnya terkait masalah komplikasi yang sebagian besar bersifat unpredictible, kapan akan terjadi dan siapa yang mengalami.

“Kita harapkan bidan yang menangani dapat memberikan pelayanan yang seharusnya sesuai anjuran,” tuturnya.(ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO