Selong (Suara NTB)- Bulan Oktober 2024 ini, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) saat ini memasuki puncak musim kemarau. Sejumlah warga utamanya yang tinggal di daerah tadah hujan mengalami krisis air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim mengimbau warga untuk lebih bijak dalam menggunakan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Lotim, Lalu Muliadi, pada Senin 7 oktober 2024 menyampaikan bahwa masyarakat diminta untuk menghemat penggunaan air dan segera berkoordinasi dengan pihak desa atau BPBD jika membutuhkan bantuan.
Sejauh ini, beberapa desa di tiga kecamatan, yaitu Jerowaru, Sakra Timur, dan Suela, telah mengajukan permohonan pasokan air bersih. Total sekitar 30 persen dari populasi di tiga kecamatan tersebut, atau sekitar 25 ribu jiwa dari total 85 ribu jiwa, terdampak kekeringan.
BPBD Lotim telah mendistribusikan air bersih melalui 12 tangki yang menyalurkan puluhan ribu liter air sejak September. Dengan kondisi kemarau yang berkepanjangan akibat fenomena El Nino, BPBD berencana meningkatkan status penanganan kekeringan menjadi tanggap darurat pada Oktober mendatang, menunggu surat resmi dari kecamatan yang terdampak. Diperkirakan delapan kecamatan akan mengalami kekeringan parah.
BPBD juga memperkirakan bahwa hujan baru akan turun pada bulan November, sementara bantuan air bersih terus didistribusikan ke beberapa wilayah seperti Menceh dan Sakra Timur. Meskipun begitu, dana darurat belum dikeluarkan.
BPBD mengimbau masyarakat yang terdampak kekeringan, terutama di delapan kecamatan, untuk menggunakan air secara bijak hanya untuk kebutuhan mendesak seperti memasak dan mandi. (rus)