ANGGOTA Komisi II DPRD Kota Mataram, Herman, A.Md., mengaku prihatin dengan kondisi dunia pendidikan saat ini. Hal ini menyusul masih terjadinya aksi perundungan dalam dunia pendidikan. ‘’Tapi kita juga tidak ingin tinggal diam. Bagaimana kita harus menyikapi persoalan perundungan atau bully-an ini yang memang semakin massif di dunia pendidikan,’’ ungkapnya kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram kemarin.
Dewan, lanjut Herman, ingin mendorong eksekutif melalui Dinas Pendidikan Kota Mataram untuk terus menggalakkan pendekatan edukatif kepada para peserta didik. Perundungan, bisa saja karena pengaruh dari gadget atau medsos (Media sosial). Sehingga perlu diantisipasi dengan pendekatan edukasi.
‘’Selain dari pendekatan dengan sisi bagaimana kita menghadirkan dunia pendidikan yang sangat menyenangkan bagi generasi muda saat ini,’’ katanya. Karena bagaimanapun, sambung Herman, aksi perundungan sangat berakibat fatal bagi korbannya. ‘’Dan psikologis dan mental sangat terdampak,’’ cetusnya.
Oleh karena itu, kedepan diharapkan perundungan tidak terjadi lagi dalam dunia pendidikan di Kota Mataram. ‘’Ini jadi PR kita bersama. Khususnya Dinas Pendidikan Kota Mataram,’’ imbuhnya. Dia mengimbau kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Mataram newajibkan bagaimana seluruh civitas sekolah, baik guru maupun kepala sekolah agar betul-betul melakukan pengawasan, agar kasus perundungan, zero di setiap sekolah.
Politisi Partai Gerindra ini memandang, pemasangan kamera pengawas di sekolah-sekolah diperlukan sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya perundungan di dalam lingkungan sekolah. ‘’Artinya ada pengawasan yang menggunakan teknologi,’’ imbuhnya.
Tetapi, menurut Herman, yang paling penting sebenarnya adalah langkah antisipasi. Melalui pendekatan edukasi ataupun pendekatan humanis. ‘’Yang mungkin peserta didik kita ini ada suatu hal yang perlu disalurkan. Galakkan kembali ekstra kurikuler. Ekskul itu kan penting juga buat bersosialisasi. Tapi jangan juga lengah. Karena itu menjadi ruang juga jika tidak diawasi,’’ terang mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram ini.
Oleh karena itu, Herman meminta pola pengawasan di sekolah diperketat. Dengan pendekatan humanis, sekolah dapat menciptakan kondisi yang nyaman bagi seluruh siswa. Bagi sekolah dengan jumlah siswa yang sangat banyak harus betul-berul dilakukan pengawasan. (fit)