spot_img
Kamis, Oktober 17, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEHandphone Salah Satu Penyebab Gangguan Penglihatan

Handphone Salah Satu Penyebab Gangguan Penglihatan

Mataram (Suara NTB) – Banyak penyebab terjadinya gangguan penglihatan dari setiap orang. Selain ada penyebab dengan faktor tertentu, kegiatan melihat benda dengan jarak dekat, seperti gadget/handphone, komputer dan aktivitas lainnya juga bisa menjadi pemicu.

Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Provinsi NTB dr. I Gede Suparta, Sp.M.,usai mengikuti kegiatan Hari Penglihatan Sedunia di Mataram, Kamis 10 oktober 2024

Menurutnya, banyak cara mencegah gangguan penglihatan. Salah satunya, pencegahan menggunakan formula 20 20 20. ‘’20 menit melihat dekat, 20 detik melihat jauh. (melihat jauh inilah istirahat mata ini). 20 feet atau kalau dihitung dengan meter sekitar 6 meter melangkah,’’ terangnya.

Dengan menerapkan formula 20 20 20 bagi semua orang, terangnya, maka mata tidak akan kerja terus menerus. Mata menurutnya memiliki waktu istirahat untuk bekerja, sehingga bisa mengurangi gangguan penglihatan, yakni menghambat perkembangan bola mata agar tidak semakin membesar.

Menurutnya penggunaan gadget salah satu penyebab banyaknya gangguan penglihatan. Apalagi gadget atau handphone merupakan salah satu contoh melihat dekat. ‘’Melihat dekat inilah memicu bola mata tumbuh ke depan. Itulah kalau tumbuh ke depan, diameter mata  menjadi lebih panjang. Kalau diameter mata lebih panjang ituah yang dinamakan kelainan minus,’’ ujarnya mencontohkan.

Untuk itu, bagi masyarakat yang memiliki banyak aktivitas, khususnya yang berkaitan dengan mata, maka dianjurkan menerapkan formula 20 20 20 dalam setiap aktivitas keseharian. Hal ini penting dilakukan agar kesehatan mata tetap semakin terjaga, termasuk tetap memperhatikan masalah pola makan sehat dan pemeriksaan kesehatan mata secara rutin.

Begitu juga dengan Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MARS., jika potensi gangguan penglihatan pada masyarakat NTB cukup tinggi, khususnya pada anak-anak. Menurutnya, dari data yang ada jika 3 dari 4 anak punya risiko terjadinya gangguan penglihatan. ‘’Kita di NTB dengan evidence yang kita lakukan di Lombok Barat salah satunya. 400 anak yang dilakukan skrining, 25 persen mengalami gangguan penglihatan,’’ terangnya.

Untuk itu, pihaknya akan memperluas melakukan skrining penglihatan mata bagi anak-anak di NTB. Jika anak-anak mengalami gangguan penglihatan bisa mengganggu proses kegiatan belajar di sekolah dan banyak aspek lain yang akan terdampak.

Baginya melakukan skrining tidak masalah. Jika dari data 4 persen potensi gangguan penglihatan di NTB tidak masalah dilakukan, karena aktif melakukan pemeriksaan lapangan. ‘’Lebih banyak kita melakukan skrining dan lebih banyak kita temukan, lebih cepat kita melakukan intervensi. Itu yang terpenting semuanya. Jadi tidak usah malu dengan data tinggi tadi. Artinya, kita sudah bekerja,’’ tambahnya.

Pihaknya sudah melakukan pelatihan pada guru-guru dan kader-kader kesehatan, termasuk melakukan pelatihan terhadap kader kesehatan di puskesmas. Bahkan, NTB memiliki Vision Center yang lahir di NTB dan didorong diperbanyak di kabupaten/kota. ‘’Bahkan provinsi lain juga melihat hal yang positif, karena kita bisa melakukan intervensi di awal atau di hulu atau di level puskesmas. Jadi anak-anak bisa skrining dan bisa intervensi. Bahkan, pemberian kacamata bisa dilakukan di level puskesmas. Itu yang kita dorong,’’ ujarnya. (ham)

IKLAN

spot_img
spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO