Mataram (Suara NTB) – Dinas Sosial masih menemukan dugaan ekspolitasi anak Kota Mataram. Modusnya meminta anak berjualan atau meminta-minta di pinggir jalan. Periode Januari-September lima anak jalanan berhasil diamankan.
Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Drs. Lalu Syamsul Adnan ditemui pada, Jumat 11 oktober 2024 menerangkan, kasus yang ditemukan terhadap anak jalanan (anjal), gepeng dan pengemis di Kota Mataram sebenarnya modus lama. Seseorang membawa anak atau pengemis di satu tempat untuk meminta-minta serta berjualan barang di pinggir jalan. “Kalau modus baru sebenarnya tidak ada. Kasus yang cendrung kita temui adalah modus lama saja,” terangnya.
Anak jalanan dan pengemis yang diterjaring razia langsung dibawa ke Kantor Dinas Sosial Kota Mataram. Mereka hanya diperingati dan dipanggil keluarganya untuk dikembalikan ke kediamannya. Syamsul mengatakan, ekspolitasi itu terjadi karena anak yatim piatu, berasal dari keluarga broken home atau korban perceraian orang tuanya, disabilitas, dan usia. Hal ini dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan. “Pola eksploitasinya dengan pura-pura jual tisu dan pola lama,” jelasnya.
Selama periode bulan Januari-September telah ditangani lima kasus mulai dari anak dan lansia. Rata-rata yang ditangkap berasal dari luar Kota Mataram, tetapi apabila anjal,gepeng dan pengemis yang berasal dari Kota Mataram akan diantar langsung oleh pekerja sosial untuk bertemu dengan keluarganya. Seperti lansia yang ditemukan di depan Kantor Camat Mataram di Jalan Sriwijaya bahwa diketahui lansia itu berusia di atas 70 tahun. Pihaknya mencari keluarga untuk diberikan edukasi dan pembinaan agar orang tuanya tidak diekspoitasi seperti ini. “Tetapi karena ditunggu di pinggir jalan jadi kesannya agak berbeda,” pungkasnya.
Penertiban terhadap anak jalan, gepeng, dan pengemis terus dilakukan untuk dilakukan pembinaan. (cem)
