Dompu (Suara NTB) – Pelabuhan Soro Kempo menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dompu. Hingga Oktober 2024, realisasi PAD dari pelabuhan Soro Kempo mencapai Rp507 juta dari target sebesar Rp551 juta.
Kapal barang yang memuat jagung pipilan menjadi satu – satunya sumber PAD dari pelabuhan Soro Kempo. Anjloknya harga jagung beberapa waktu lalu juga berdampak pada lalulintas jagung dan berdampak pada penerimaan daerah.
Kepala Pelabuhan Soro Kempo, Ansyar yang dikonfirmasi kemarin mengaku, PAD yang sudah disetorkan ke kas daerah hingga Oktober ini sebesar Rp507 juta. “Komoditas jagung menjadi satu – satunya barang yang diantar pulaukan melalui pelabuhan Soro Kempo. Jika harga stabil, para pengusaha akan melakukan pengiriman jagungnya ke luar daerah dan itu akan berdampak pada pendapatan melalui pelabuhan,” ungkapnya.
Pada Juli lalu, kata Ansyar, aktivitas pelabuhan Soro Kempo untuk bongkar muat barang kosong. Itu akibat dari anjloknya harga jagung dan para pengusaha tidak mengirimkan barangnya. “Sekarang harga membaik, makanya pengusaha melakukan pengiriman jagungnya,” katanya.
Layanan pelabuhan Soro Kempo saat ini membaik didukung oleh ketersediaan jembatan timbang. Jembatan ini kembali diperbaiki tahun 2023 lalu dan mulai diaktifkan tahun 2024 ini. Sejak dioperasikan hingga saat ini berhasil mengumpulkan PAD hingga Rp60 juta. Tidak hanya memberikan PAD, jembatan timbang ini dapat mencegah kehilangan jagung yang diangkut.
“Selama ini yang sering ribut antar pengusaha dan petugas kapal soal kehilangan jagung di jalan. Jumlahnya empat sampai lima ton per kapal. Tapi setelah ada jembatan timbang, sekarang sudah tidak ada keributan soal kehilangan jagung di jalan,” jelasnya.
Sementara tahun 2023 lalu, PAD dari Pelabuhan Soro Kempo sekitar Rp200 juta. Rendahnya realisasi PAD akibat pelabuhan sedang dilakukan perbaikan dermaga, jembatan timbang, dan pengaspalan area parkir. “Karena pelabuhan dalam masa perbaikan, makanya tidak ada kapal yang bersandar,” terangnya.
Pelabuhan Soro Kempo memiliki panjang area sandar 35 meter dan kedalaman air di area sandar sekitar 5,8 meter. Laut yang dangkal dan panjang sandaran yang terbatas, sehingga kapal yang menyandar maksimal bertonase 3.500 ton.
Pelabuhan ini masih kesulitan untuk air bersih, musala, dan toilet. Air sumur dalam yang dibangun melalui aspirasi anggota Dewan tahun 2023 lalu dengan kedalaman sekitar 50an meter, airnya pahit dan asin. Sehingga tidak dimanfaatkan pihak pelabuhan. “Kalau air itu bisa dimanfaatkan, itu bisa kita jadikan sumber PAD ke kapal yang sandar,” ungkap Anshar. (ula)