Mataram (Suara NTB) – Kesehatan mental adalah isu yang banyak dibahas akhir-akhir ini, terutama setelah ditemukan banyaknya kasus gangguan kesehatan mental yang terjadi di kalangan orang-orang berusia muda. Di zaman sekarang, gangguan kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, terutama orang yang sulit beradaptasi dengan perubahan.
Walau tidak mengakibatkan kematian secara langsung, gangguan kesehatan mental bisa menyebabkan penderitaan berkepanjangan, baik bagi penderita, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Masyarakat perlu memberikan perhatian atau membangun kesadaran terhadap masalah kesehatan mental. Terlebih pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan mendukung aspek kesehatan mental memelalui kegiatan skrining untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan mental di puskesmas atau di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. dr H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan, pihaknya mendorong masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan mental. Layanan kesehatan primer di Puskesmas atau FKTP sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat memiliki peran yang sangat penting. Puskesmas diharapkan berperan dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa yang terpadu dengan layanan kesehatan umum.
“Dilakukan dengan program saat ini adalah integrasi layanan primer yang dilakukan di Pustu, Posyandu dan Puskesmas,” kata Hamzi Fikri kemarin.
Ia mengatakan, orang banyak yang tak menyadari dirinya sedang mengalami stress, depresi atau gangguan jiwa. Sehingga berdasarkan data nasional, sekitar 72 persen orang tak mengakses layanan kesehatan mental ini. Sementara di NTB kondisinya tak jauh berbeda dengan nasional yaitu di atas 60 persen warga tak mengakses layanan kesehatan mental.
“Saya cek datanya di rumah sakit hampir sama (dengan nasional-red). Orang kalau masuk rumah sakit jiwa persepsinya orang gangguan jiwa, itu (persepsi-red) harus kita hilangkan. Orang stres atau orang gangguan jiwa tak pernah dirinya merasa stress atau gangguan jiwa. Karena itulah dirinya merasa baik-baik saja, jadi sebaiknya kembali ke ahlinya, konsultasikan,” kata Fikri.
Ia menegaskan, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) bukan hanya sarana untuk penanganan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), namun juga untuk melakukan pencegahan bagi kelompok masyarakat yang mengalami depresi dan stres.
Sehingga peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) diperingati setiap tanggal 10 Oktober mengusung tema Saatnya Prioritaskan Kesehatan Jiwa di Tempat kerja dengan sub tema Sehat Jiwa Modal Kerja Produktif.
Pada saat kegiatan seminar untuk menyambut HKJS yang diselenggarakan secara hybrid tanggal 8 Oktober 2024 lalu juga dr. Fikri mengajak semua pihak untuk berkomitmen untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman dan sehat dan terus memperjuangkan kesehatan mental bagi para pekerja. Tujuannya agar tercipta budaya yang mendorong pekerja memiliki kontribusi secara produktif dan berkembang dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dikutip dari kemkes.go.id, gangguan kesehatan mental kebanyakan sulit dikenali, dan seringkali tidak disadari oleh penderitanya sendiri. Berbagai jenis gangguan kesehatan mental bahkan lebih dapat dideteksi oleh orang terdekat. Beberapa jenis gangguan mental itu adalah gangguan kecemasan yang merupakan kondisi mental yang ditandai dengan kecemasan yang berlebihan, berlarut-larut, dan sulit dikendalikan.
Jenis lainnya yaitu depresi. Ini adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan dan kehilangan minat melakukan kegiatan sehari-hari, yang bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Selanjutnya yaitu gangguan psikosis yang merupakan gangguan mental, yang ditandai dengan adanya gangguan kemampuan menilai realita, disertai dengan gangguan reaksi emosional, komunikasi dan hendaya (disabilitas/ketidakmampuan) dalam berhubungan dengan orang lain di sekelilingnya.
Gangguan mental selanjutnya adalah gangguan bipolar. Ini dialami oleh lebih dari 60 juta orang di dunia, gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Penderita bisa merasa sangat sedih dan putus asa pada suatu waktu, kemudian menjadi sangat senang di waktu lainnya.(ris)