spot_img
Senin, Februari 24, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURLotim Belum Bebas PMK

Lotim Belum Bebas PMK

Selong (Suara NTB) –  Kabupaten Lombok Timur (Lotim) masih belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sampai saat ini, upaya vaksinasi terus dilakukan agar ternak memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat.

Kepala Dnas Peternakan Lotim H Masyhur saat dihubungi menjelaskan saat ini masih ada ternak yang belum divaksin. Jumlah ternak yang telah mendapatkan vaksin ke empat sudah mencapai 90 persen.

“Sapi yang baru lahir dan sapi yang didatangkan dari luar ini yang tidak kita pungkiri ada yang belum vaksin,” terangnya.

Para peternak diimbau terus melaporkan jika memiliki sapi baru yang belum dapat vaksin. Vaksinasi pada ternak ini dikatakan cukup efektif untuk mencegah penularan penyakit ternak, termasuk PMK. “Kalau anti body pada ternak sudah kuat, maka bisa melawan virus penyakit,” jelasnya.

Masih adanya PMK ini cukup berpengaruh pada tataniaga sapi. Tidak sedikit Peternak terpaksa mengobral sapinya ketika terindikasi terkena PMK atau jenis penyakit lain yang terbilang mirip dengan PMK.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakeswan Lotim, drh. Hultatang menambahkan, peternak perlu mengetahui jenis penyakit yang menyerang ternaknya. Pasalnya, tidak semua penyakit seperti kaki pincang dan ingusan pada sapi itu kemudian disimpulkan kena PMK.

Virus PMK sampai saat ini masih ada. Status Lotim dalam proses menuju bebas PMK. Jumlah kasus PMK di Lotim sangat kecil. Ternak yang disinyalir terkena PMK ini sapi muda yang belum mendapatkan vaksin secara lengkap.

Ketika melihat ternak sakit, harapannya tidak terburu dijual dengan harga murah ke Saudagar sapi. Disinyalir, banyak Saudagar nakal yang datang menakut-nakuti peternak.  “Peternak jangan mau di takut-takuti saudagar lalu menjual ternaknya dengan harga murah,,” pesannya.

Hultatang menjelaskan, ada jenis penyakit pada ternak yang mirip PMK. Penyakit tersebut dikenal dengan istilah Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari. Perbedaannya, PMK, mulut sapi akan mengalami leleran disertai dengan bengkak, kaki ternak akan mengalami luka dan terkelupas, sehingga mengakibatkan ternak menjadi pincang.

“Sepintas BEF dan PMK ini ketika dilihat secara kasat mata sangat mirip, dan banyak yang simpulkan itu gejala itu PMK,” ungkapnya. Menurutnya, peternak penting memahami jenis penyakit tersebut sehingga bisa memberikan tindakan dan tidak menimbulkan kerugian.

Hultatang mengaku, banyak ditemukan ternak sapi mengalami pincang dan mengeluarkan air liur berlebih di temukan di Lotim. Namun itu penyakit biasa dan cepat sembuh. Meski terkena PMK sekalipun, peternak diminta tidak panik lalu obral sapinya.(rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO