Giri Menang (Suara NTB) – Lombok Barat masuk zona merah tingkat kerawanan kebakaran dan kekeringan. Hingga saat ini saja, terdapat ratusan titik kejadian kebakaran dan daerah terdampak kekeringan. Jumlah inipun dipekrirakan meningkat, mengingat kondisi masih kemarau. Kendati pernah turun hujan, namun tidak sering dan merata.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Lobar H. M. Syahlan mengatakan kebakaran dan kekeringan tahun ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilihat dari daerah terdampak dan kejadian kebakaran yang meluas di Lobar.
“Hal ini sebabkan situasi dan kondisi cuaca, di mana berdasarkan informasi perkiraan BMKG bahwa Lobar dan sebagian besar wilayah Lombok lainnya masuk zona merah, artinya sangat kering dan mudah terbakar. Zona merah artinya, sangat kering dan mudah terbakar,” jelas Syahlan, kemarin. Dilihat dari data jumlah kejadian kebakaran mencapai 84. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sekitar 46 kejadian. “Ini sudah hampir dua kali lipat,”terangnya.
Tak hanya kebakaran, kekeringan juga bertambah. Sehingga saat ini, petugas nya pun siang malam harus berjibaku turun menangani kebakaran dan distribusi air bersih ke daerah tedampak kekeringan. “Siang malam terjadi kebakaran, dan siang nya distribusi air bersih, Alhamdulillah semoga kami tetap sehat dan semangat tidak kendur sehingga tetap melayani warga. Kami berharap mudah-mudahan ini tercatat jadi amal,”ujarnya.
Untuk anggaran BTT distribusi air, tahap awal (Agustus dan September) sudah. Sedangkan tahap II untuk Oktober November belum cair. Namun demikian pihaknya tetap mendistribusikan air. Untuk sekali didistribusi air, dialokasi 10 liter, dan dua petugas diberikan insentif 50 ribu untuk kebutuhan makan minum. Pihaknya berharap agar BTT diberikan rutin, sebab menyangkut melayani masyarakat yang butuh air bersih. Dengan jarak jangkauan yang jauh, seperti ke Batulayar dan Sekotong dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lobar Sabidin menyebut wilayah kekeringan di wilayah Lobar semakin bertambah dari 5 kecamatan menjadi 6 kecamatan. Kemudian dari 14 desa yang terdampak, kini sudah menjadi 17 desa dan dari 37 dusun menjadi 41 dusun terdampak kekeringan yang tersebar di Lombok Barat.
Untuk pendistribusian air bersih, Sabidin menjelaskan semua mobil tangki yang jumlahnya 13 unit telah dikerahkan baik dari PT. AMGM, TNI, Polri, Bank NTB Syariah, Pelindo dan dari pihak lain yang tidak tercatat.(her)