Praya (Suara NTB) – Aktivitas pembangunan vila di bukit-bukit sekitar kawasan The Mandalika belakangan marak terjadi. Akibatnya, banyak area bukit yang dikeruk untuk keperluan pembangunan vila. Kondisi tersebut pun mengundang keprihatinan kalangan aktivis lingkungan di daerah ini. Pasalnya, proses pembangunan vila-vila tersebut dinilai ugal-ugalan tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang terjadi.
Kondisi tersebut pun mendapat sorotan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Tengah (Loteng) dan berencana memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Loteng. Untuk mendapat penjelasan terkait maraknya pembangunan vila di area bukit di sekitar kawasan The Mandalika tersebut.
“Nanti akan coba koordinasikan dengan Dinas Perizinan terkait persoalan ini,” terang Ketua DPRD Loteng Lalu Ramdan, S.Ag., kepada Suara NTB, di kantornya, Selasa, 29 Oktober 2024.
Ramdan mengaku pihaknya belum bisa memberikan jawaban secara rinci terkait persoalan tersebut. Karena sampai sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan terkait aktivitas pembangunan vila di area bukit sekitar kawasan The Mandalika, Kuta tersebut, apakah proses pembangunannya ilegal atau resmi.
Semua baru akan bisa terjawab kalau sudah ada koordinasi dengan dinas terkait. Termasuk seperti apa langkah dan kebijakan yang diambil ke depannya untuk menjawab persoalan tersebut. “Nanti Dinas Perizinan kita panggil supaya persoalan ini jelas,” tegasnya.
Sebelumnya, Maya Soeripto dari Portir Internasional Indonesia menyebut kalau wilayah Desa Kuta serta kawasan The Mandalika dan sekitarnya saat ini kini tengah berada di bawah ancaman bencana alam yang sangat serius. Menyusul masifnya aksi perusakan kawasan hutan serta pengerukan sejumlah bukit untuk keperluan pembangunan villa di sekitar kawasan tersebut.
Hal ini dikhawatirkan memicu rusaknya bentang alam dan meningkatkan potensi terjadinya bencana alam. Terutama banjir dan tanah longsor. Di satu sisi pemerintah juga terkesan tidak sanggup mengatasi persoalan yang terjadi. “Jadi, klop. Alam kita rusak parah,” terangnya. (kir)