Kekeringan di NTB semakin meluas sebagai dampak dari memuncaknya musim kemarau tahun ini. Jika sebelumnya hanya Kota Mataram yang tak terdampak kekeringan, kini ibu kota Provinsi NTB tersebut dinyatakan terdampak kekeringan. Sehingga praktis 10 kabupaten/kota di NTB sudah menetapkan siaga darurat dan tanggap darurat kekeringan.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB jumlah warga yang terdampak kekeringan tahun 2024 ini sebanyak 140.079 KK dan 517.433 jiwa. Itu merupakan data per tanggal 20 September 2024.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ir. Ahmadi, SP-1., mengatakan, dari hasil monitoring di Provinsi NTB hingga September kemarin terdapat potensi terdampak bencana kekeringan sementara di 73 kecamatan, 276 desa.
Menurutnya, dalam empat tahun terakhir, sembilan kabupaten/kota di NTB rutin terdampak kekeringan, kecuali di Kota Mataram. Namun di tahun ini, Kota Mataram telah memiliki SK walikota terkait status keadaan darurat. Jika dilihat lebih terperinci, jumlah kecamatan dan desa yang terdampak kekeringan fluktuatif setiap tahun. Begitu pula dengan jumlah KK dan jiwa yang terdampak jumlahnya berbeda-beda tiap tahun.
Tahun 2023 kemarin sebanyak 331 desa terdampak kekeringan, tahun 2022 sebanyak 296 desa terdampak kekeringan dan di tahun 2021 lalu sebanyak 298 desa yang terdampak. Namun yang cukup banyak desa mengalami kekeringan di tahun 2020 yaitu sebanyak 370 desa.
“Kekeringan menjadi salah satu dari beberapa potensi bencana di NTB seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, cuaca ekstrem, karhutla dan lainnya,” kata Ahmadi , Selasa (29/10)
Untuk menanggulangi kasus kekeringan di wilayah NTB pihak BPBD NTB, BPBD Kabupaten/Kota di NTB bersama stakeholder terus melakukan distribusi air bersih ke masyarakat yang membutuhkan. Khusus dari BPBD Provinsi NTB, direncanakan akan terdistribusi sebanyak 700 tangki air ke masyarakat yang terdampak kekeringan.
Untuk diketahui, di periode 1 Januari hingga 20 September 2024, bencana di NTB sebanyak 82 kejadian. Dari jumlah tersebut, bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir/banjir bandang sebanyak 26 kejadian, kemudian cuaca ekstrem/angin puting beliung 28 kajdian, tanah longsor sebanyak tujuh kajadian, gempa bumi dua kejadian, kekeringan sembilan kejadian di kabupaten/kota terdampak, kebakaran hutan dan lahan enam kejadian, serta banjir rob empat kejadian.
Pada Selasa, 29 Oktober 2024, Pj Gubernur NTB Hasanudin melakukan sidak ke kantor (BPBD) Provinsi NTB. Pada kesempatan ini Pj. Gubernur melihat kondisi kantor dengan memeriksa bagian ruangan yang ada di Kantor BPBB. Selain memeriksa ruangan, Pj. Gubernur juga memeriksa beberapa peralatan terkait kesiapsiagaan dalam menangani bencana seperti kendaraaan-kendaraan dan logistik yang tersedia.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur juga berpesan agar selalu memperhatikan kebersihan kantor dan merawat peralatan-peralatan untuk menangani bencana yang tersedia di Kantor BPBD Provinsi NTB agar ketika terjadi bencana, BPBD selalu siap siaga dalam menangani bencana tersebut.(ris)