Giri Menang (Suara NTB)- Bencana kekeringan yang tiap tahun melanda sebagian besar daerah Lombok Barat menjadi atensi sejumlah pihak, termasuk para wakil rakyat dalam hal ini pimpinan DPRD setempat. Untuk menanggulangi bencana kekeringan ini, Wakil Ketua DPRD TGH Hardyatullah mengalokasikan program pokok pikiran (Pokir) untuk membangun sumur bor.
Selain melalui Pokir, Pemdes di Lobar juga diharapkan menganggarkan dari dana Desa (DD). Wakil ketua DPRD Lobar TGH Hardiyatullah mengatakan bahwa ia telah mengalokasikan untuk pembangunan sumur bor dari Pokir tahun 2025. “Tiga titik sumur diusulkan, dan itu saya ajukan (dibangun) untuk tahun 2025,”kata Politisi PKB itu, kemarin. Tiga titik ini tersebar di beberapa daerah, khusus di daerah pemilihannya (dapil) Gerung- Kuripan.
Pembangunan sumur bor ini akan direalisasikan tahun depan. Diantaranya di wilayah Banyu Urip, Tempos dan lainnya. Masing-masing titik sumur bor dialokasikan Rp100 juta. Sumur ini begitu diperlukan warga, lebih-lebih ditengah kondisi kekeringan yang begitu parah seperti saat ini. Bahkan di daerah perkotaan mulai dilanda oleh krisis air. “Di wilayah kami (Babusalam Gerung) saja alami kekurangan air,”imbuhnya.
Dari sisi agama juga lanjut dia, amal kebaikan dari air ini terus mengalir sepanjang dipergunakan oleh warga. Pihaknya mendorong untuk menangani bersama kekeringan ini, maka pemdes perlu mengalokasikan DD untuk sumur bor. Sebab hal ini menjadi solusi jangka panjang memudahkan warga mendapatkan ketika kekeringan. Kades Banyu Urip H Selamat Riadi mengatakan soal Pembangunan Sumur Bor dari DD, Pihaknya tentu akan berupaya.
Diakui, kendala yang dihadapi soal penentuan lokasi pembangunan sumur bor. “Kesulitan kita itu untuk menentukan titik sumur bor, paling tidak perlu ahli, perlu uji geo listrik,”jelasnya. Terkait hal ini pihaknya butuh backup dukungan dari BPBD. Di desanya sendiri kekeringan melanda empat dusun dan satu dusun terkena setengahnya. Diantaranya dusun Bantir, Kondak, Bentenu, Sambiratik dan Pesanggrahan.
Suplai air dilakukan Pemda dan pihak terkait secara terjadwal. Selain itu warga sudah diberikan jeriken sebanyak 30 unit. Sedangkan tandon air sudah diajukan ke Pemkab. Dari 5 dusun itu terdapat 2 ribu KK dengan 6000 jiwa lebih. (her)