SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) 47 Ampenan di Lingkungan Bintaro Jaya, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan sebelumnya menjadi langganan banjir. Banjir bukan disebabkan intensitas hujan melainkan banjir rob. Pengurukan menjadi solusi jangka panjang karena kondisi sekolah lebih rendah dengan jalan.
Lurah Bintaro, Rudy Herlambang dikonfirmasi, Rabu 30 oktober 2024 mengakui, SDN 47 Ampenan sebelumnya menjadi lokasi rawan banjir setiap tahunnya. Pemicu sekolah ini terendam bukan disebabkan curah hujan, melainkan banjir rob. Persoalan ini telah ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan Kota Mataram dengan membangun infrastruktur seperti peninggian atau pengurukan, pemasangan papin blok serta pembuatan akses jalan. “Akses jalan bagus apalagi di depan SDN sudah dipagar wilcon oleh pemiliknya,” ujarnya.
Menurut Rudy, pembangunan pemecah gelombang sebenarnya menjadi solusi jangka panjang bagi warga di pinggir Pantai Ampenan khususnya siswa-siswi di SDN 47 Ampenan. Jarak sekolah dengan bibir pantai 300-500 meter.
Ia bersyukur salah seorang warga membangun pagar permanen sehingga mengurangi banjir rob mengarah ke sekolah. “Ketika belum ada pagar wilcon langsung air masuk ke sekolah,” pungkasnya.
Rencana relokasi sekolah dinilai bukan solusi. Pasalnya, anak-anak di Bintaro membutuhkan sekolah itu untuk menimba ilmu. Jika dipindah maka konsekuensinya mereka akan menempuh jarak jauh untuk belajar. Karena itu, solusinya adalah pengurukan atau meninggikan posisi sekolah dari permukaan jalan, sehingga air tidak bisa masuk ke halaman sekolah. “Solusi satu-satunya adalah pengurukan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga telah meminta ke kepala sekolah untuk menjebol tembok di bagian belakang sekolah yang terhubung langsung dengan saluran. Tujuannya genangan air di halaman sekolah bisa langsung dialirkan ke saluran. (cem)