Sekretaris Komis I DPRD Kota Mataram, Hj. Baiq Zuhar Parhi, SH., MH., menyayangkan maraknya judi online, yang bahkan sudah merambah kalangan pelajar. ‘’Satu-satunya cara adalah menutup situs judi online itu. Karena kalau masyarakat sudah kena judi online, nggak bisa diobatin,’’ katanya kepada Suara NTB melalui sambungan telepon, Kamis 31 oktober 2024
Sebab, lanjut Zuhar, masyarakat yang sudah mengenal judi online, rata-rata akan kecanduan. ‘’Sekali dia mencoba, dapat, akan lanjut-lanjut lagi. 10 kali kalah, tapi sekalinya menang itu yang bikin mereka kecanduan,’’ cetusnya. Seharusnya, Kementerian Kominfo memblokir semua situs judi online.
‘’Ya, itu kan paling yang dimatikan berapa, masih banyak lagi paling,’’ imbuhnya. Menurut politisi PKS ini, semua pihak harus sepakat bahwa judi online ini adalah penyakit masyarakat. Zuhar mengatakan bahwa keberadaan judi online sudah sangat meresahkan.
Jangan sampai, ada oknum yang membackup satu orang pengusaha, yang jadi broker. ‘’Jadi apanya namanya itu? Orang yang di belakangnya itu yang dilindungi tapi masyarakat dibiarkan jadi sengsara kan nggak bisa begitu,’’ ujarnya.
Menurut anggota dewan dari daerah pemilihan Mataram ini, untuk pemberantasan judi online yang paling berperan seharusnya Kominfo. ‘’Kominfo kota seharusnya menyampaikan hal-hal yang bersifat efek daripada judi online itu seperti apa,’’ ucap Zuhar. Banyak hal yang harus disosialisasikan oleh pemerintah Kota Mataram dalam hal ini terutama instansi terkait.
Judi online bukan cuma di kalangan. Justru ini dari pelajar sampai orang tua. sudah terkena dampak daripada judi online ini. ‘’Sampai banyak yang cerai gara-gara judi online,’’ sesalnya. Oleh karena itu, persoalan judi online harus betul-betul menjadi perhatian utama.
‘’Jangan sampai hanya slogan-slogan nutup-nutup, tapi faktanya masih banyak tuh orang main video online, slot–slotnya masih banyak,’’ katanya.
Seharusnya, lanjut Zuhar, kalau yang dimatikan banyak, tentu nggak ada akses lagi. ‘’Artinya yang kemarin disebut-sebut sudah ditutup, paling yang ditutup satu gitu ya, satu dua,’’ sesalnya.
‘’Bekerjasama dengan kominfo, mestinya,tidak hanya anak-anak dibiarkan jadi korban, kan anak itu budaya ikut-ikutan,’’ katanya. (fit)