Mataram (Suara NTB)- Program pompanisasi yang menjadi program Kementerian Pertanian (Kementan) telah digunakan untuk puluhan ribu hektare lahan pertanian di NTB. Berdasarkan laporan realisasi Perluasan Areal Tanam (PAT) hingga tanggal 2 Desember 2024 terlihat realisasi pompanisasi di NTB seluas 37.390 hektare dari target 48.691 hektare atau baru tercapai 76,79 hektare.
Sekretaris Distanbun NTB Ni Nyoman Darmilaswati mengatakan, berdasarkan data PAT yang dimilikinya, untuk pompanisasi penyaluran tahap 1 sudah terealisasi 100 persen sebanyak 517 unit yang terpasang di seluruh NTB, kecuali di Kabupaten Dompu.
Selanjutnya di Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2024, Provinsi NTB menerima sebanyak 3.675 unit pompa dan telah terdistribusi atau terpasang sebanyak 3.264 unit atau baru 88,82 persen. Selain program pompanisasi dengan mesin yang baru, di petani juga terdapat sebanyak 1.784 pompa yang eksisting.
Adapun untuk irigasi perpompaan di NTB dari data yang ada menunjukkan bahwa realisasi pompa dan konstruksi mencapai 144 unit yang tersebar di tujuh kabupaten, kecuali di Lombok Barat, Kota Mataram dan Dompu.
Hadirnya bantuan pompa dari Kementan tersebut telah membantu petani mendistribusikan air dari bendungan, embung atau sungai menuju sawah-sawah garapan. Hadirnya pompanisasi ini telah berdampak pada produktivitas pertanian di daerah ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB menyatakan total produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 1,45 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sebanyak 85,09 ribu ton GKG (5,53 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 1,54 juta ton GKG.
Meskipun produksi padi di NTB tahun 2024 mengalami penurunan sekitar 5,53 persen, namun pada dasarnya produksi padi NTB tetap surplus karena jumlah yang mampu diproduksi petani melebihi kebutuhan masyarakat dalam daerah. Kebutuhan masyarakat sekitar 800 ribu ton per tahun, sehingga ada sisa dari hasil produksinya.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Lombok Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima.(ris)