Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah bersama dengan H. Burhanuddin Jafar Salam (Mo-BJS) memastikan telah menyiapkan strategi khusus dalam menyikapi masalah kekeringan yang terjadi di wilayah setempat.
“Dari 157 desa yang rentan terdampak kekeringan sebanyak 25 desa, sehingga terhadap desa tersebut kita akan siapkan program SPAM baik itu dengan memanfaatkan sumber air yang tersedia,” kata Cawabup H. BJS, Minggu (3/10).
Diakuinya, bencana kekeringan sudah menjadi masalah rutin setiap tahun ketika memasuki musim kemarau. Sehingga dalam penanganan yang dilakukan pihaknya menyiapkan solusi jangka pendek, menengah dan panjang.
“Solusi jangka pendek yang akan kami diambil dengan penyaluran air bersih dengan melibat seluruh komponen seperti BUMD, BUMN, BPBD dan juga Kepolisian,” ucapnya.
Ia menambahkan, sedangkan untuk solusi jangka panjang, adalah dengan melestarikan hutan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Karena pada hakikatnya, persoalan kekeringan ini memang masalah kompleks.
“Mo-BJS memiliki program unggulan Barema Mo Jaga olat (Hutan) atau Pati Ongong Jaga Olat. Dengan menghidupkan kembali hutan kita maka ketersediaan air akan melimpah. Inil adalah solusi jangka menengah, ” ucapnya.
Solusi jangka panjang tersebut dengan memanfaatkan jaringan pusat. Sehingga pemerintah nantinya bisa bekerjasama dengan kementerian Kehutanan RI untuk dapat mewujudkan program Barema Mo Jatu samawa dengan mengedepankan gotong-royong dalam membangun sumbawa.
“Kalau solusi membangun sumur bor, bendungan, dan cek dam sebagai solusi jangka pendek yang ditawarkan paslon lain, BJS menekankan harus dilakukan dengan hati-hati,” ucapnya.
Ia menambahkan, “karena jika banyak sumur bor yang terbangun yang dikhawatirkan terjadi air yang berada di sumur masyarakat juga akan habis nantinya. Kita harus bisa mengidentifikasi dampaknya, karena jika terlalu banyak sumur bor, justru akan mengeringkan daerah kita,” tukasnya. (ils)