PEMPROV NTB sedang berupaya melakukan kajian terhadap kualitas dampak remitansi atau kiriman uang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri ke kampung halamannya. Sebab sangat diperlukan data bagaimana remitansi tersebut dibelanjakan oleh masyarakat, apakah lebih banyak untuk kegiatan produktif atau konsumtif.
Sekda NTB Drs H.Lalu Gita Ariadi M.Si mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pemda baru mencatat besaran remitansi secara bulanan, belum dilakukan kajian terkait dengan kualitas dampak atau manfaat dari remitansi tersebut.
“Itu tadi saya kasi PR Kadisnaker carikan saya data itu. Kalau desa memiliki remitansi terbesar dan bisa menjadikan stimulan pembangunan percepatan di desa, maka desa-desa itu bagus,” kata Lalu Gita Ariadi saat menghadiri kegiatan penyampaian berita statistik di Kantor BPS NTB akhir pekan kemarin.
Sekda mendorong agar masyarakat memanfaatkan remitansi tersebut untuk hal-hal yang bersifat produktif atau pengembangan usaha. Remitasi bisa dijadikan modal usaha UMKM di kampung halaman, sehingga keluarga menjadi sejahtera dan wajah desa menjadi berubah.
Menurutnya, ada banyak contoh mantan PMI di NTB yang mampu membuat usaha di kampung halaman bahkan mampu membuka lapangan usaha bagi anak-anak muda. Mereka ada yang membuka usaha rumah makan dan sangat berkembang.
Sehingga di momentum peringatan hari buruh migran sedunia bulan Desember 2024 ini, Pemprov NTB akan memberikan award atau anugerah bagi desa-desa yang mampu mengelola remitansi serta bagi PMI atau kelompok warga yang mampu mengembangkan usaha dengan dana remitansi tersebut.
“Jadi bukan hanya pada saat jadi PMI dia jadi pahlawan devisa, namun saat purna PMI itu bagaimana dia menjadi zero to hero. Nanti kita kasi reward,” katanya.
Adapun angka remitansi PMI NTB hingga triwulan III 2024 ini tercatat sebesar Rp179 miliar. Angka tersebut diperoleh dari remitansi yang dikirim melalui Bank Indonesia serta dari PT.Pos Indonesia. Angka remitansi tahun ini diperkirakan akan turun jauh dari tahun 2023 lalu yang sebesar Rp524,63 miliar.
“Januari- September 2024, remitansi NTB sebesar Rp 179 miliar. Turun jauh dari tahun sebelumnya. Bisa setengahnya dari tahun 2023. Turunnya remitansi ini bisa jadi karena pengirman PMI kita berkurang, ini yang coba kita perhatikan,” kata Kepala BPS NTB Wahyudin.(ris)