Giri Menang (Suara NTB) – Ratusan rumah warga di Lombok Barat (Lobar) rusak diterjang bencana angin puting beliung disertai hujan lebat, Sabtu, 2 November 2024. Diantara ratusan rumah yang diterjang angina puting beliung, puluhan diantaranya rusak berat. Selain merusak rumah warga, akibat angin puting beliung jauh menyenangkan dua warga mengalami luka-luka. Pihak Pemkab dan BPBD NTB telah turun mengecek lokasi dan mendroping bantuan.
Berdasarkan data sementara terdapat 160 rumah yang rusak akibat angin puting beliung. Dengan rincian, 13 unit di Dusun Sedayu, Dusun Dua Pelet 33, Dusun Karang Rumak 50 rumah, Dusun Kuripan Satu 24 rumah, Dusun Tongkek sebanyak 35 rumah. Masih ada tiga dusun yang belum memberikan laporan.
Wilayah yang terdampak paling parah adalah Desa Kuripan Kecamatan Kuripan. Kades Kuripan Hasbi menyebutkan dari data sementara yang dihimpun dari dusun-dusun tedampak angin puting beliung jumlah yang terdampak 104 KK atau rumah. ‘’Yang terdata sementara 104 KK atau rumah, ada 400 jiwa lebih yang terdampak,’’ kata Hasbi, Minggu, 3 November 2024.
Tingkat kerusakan dari seratusan rumah ini terdiri dari puluhan rusak berat yang sedang yang tersebar di empat dusun.
Rata-rata kerusakan rumah pada bagian atap yang diterbangkan angin kencang. Sehingga warga pun sangat butuh bantuan terpal dan selimut. Selain itu, akibat angin kencang menyebabkan pohon-pohon bertumbangan. Bahkan rumah warga tertimpa pohon tumbang. Dalam kejadian ini, dua warga mengalami luka-luka. Ada anak usia tujuh tahun mengalami luka patah tulang kaki. Satu lagi mengalami luka akibat terkena spandek, warga berasal dari Dusun Karang Rumak dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan.
Tim BPBD Lobar dan BPBD NTB sudah turun ke lapangan, membawa bantuan logistik berupa terpal dan selimut. ‘’Terpal sama selimut dan logistik sembako dan makanan yang diperlukan warga,’’ imbuhnya. Pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke Pemkab dan berharap agar bantuan logistik Segera didroping bantuan.
Petugas BPBD Lombok Barat, Maison menyebutkan sejauh ini untuk kerusakan rumah dan fasilitas masih dilakukan pendataan di lapangan. “Kami masih melakukan pendataan,’’ imbuhnya.
Untuk bantuan kepada wargapun sudah didrop oleh BPBD NTB dan Lobar. Pihak BPBD NTB telah menyalurkan bantuan berupa terpal sebanyak 15 lembar, karung, selimut dan air gelas. Sedangkan dari BPBD NTB telah mendrop bantuan berupa terpal 30 lembar, selimut 25 lembar. ‘’Itu sementara yang kami drop untuk kebutuhan masyarakat,’’ imbuhnya.
Kerugian di Kabupaten Bima Rp1,6 Miliar
Sementara dari Kabupaten Bima melalui Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bima, mencatat jumlah kerugian dampak cuaca ekstrem disertai angin kencang, yang mengakibatkan puluhan rumah warga rusak tersebut sebesar Rp1,6 miliar.
‘’Kerugian material dampak cuaca ekstrem itu sekitar Rp1,6 miliar,’’ sebut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima Muhammad Nurul Huda di Bima, Minggu, 3 November 2024.
Ia mengatakan, bencana alam hidrometeorologi hujan lebat disertai angin kencang yang melanda terjadi pada Sabtu, 1 November 2024, dan mengakibatkan sejumlah rumah warga dan bangunan lainnya rusak pada bagian atap. “Beberapa pohon juga tumbang akibat angin kencang yang disertai hujan lebat,’’ katanya.
Adapun lokasi bencana alam yang terjadi seperti di Desa Belo Kecamatan Palibelo, 11 rumah warga rusak berat, termasuk Kampus STKIP Tamsis dengan perkiraan kerugian Rp270 juta.
“Kemudian Desa Bre sebanyak 6 rumah warga rusak dengan kerugian Rp160 juta dan di Desa Teke 1 rumah warga rusak dengan kerugian Rp30 juta,” katanya.
Kemudian, dampak bencana juga menimpa dua desa di Kecamatan Woha, di mana 6 rumah dan 58 gudang penyimpanan garam petani Desa Talabiu mengalami kerusakan dengan kerugian ditaksir Rp450 juta.
Desa Rabakodo 1 rumah warga, 1 gazebo Toko, tempat parkir Toko Biliyoner mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp30 juta dan di Desa Risa dua rumah warga mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp 60 juta.
Sementara di Desa Tonda Kecamatan Madapangga sebanyak 30 rumah mengalami kerusakan berat, 8 rusak ringan dengan kerugian Rp480 juta dan 4 rumah di Desa Mpuri mengalami kerusakan dengan nilai kerugian Rp120 juta. “Sehingga total kerugian akibat angin kencang tersebut diperkirakan sebesar Rp1,6 miliar,” katanya.
Ia mengatakan, kebutuhan mendesak bagi warga atau para korban saat ini adalah terpal atau atap seng. Sejumlah upaya yang telah dilakukan tim BPBD antara lain melakukan koordinasi dengan camat, Kapolsek, Koramil dan desa setempat terkait terdampak dan melakukan pengamatan.
Selain itu, pendataan dan kaji cepat serta penanganan darurat bencana terhadap daerah terdampak dan proses pendataan. Pihaknya juga melakukan koordinasi lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait mengenai dampak dan penanganan.
“Masyarakat juga tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan beragam potensi bencana yang terjadi dan melapor langsung ke BPBD Kabupaten Bima,” katanya. (her/ant)