Mataram (Suara NTB) – Program makan siang bergizi yang akan dijalankan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran masih dinanti teknis pelaksanaannya di lapangan. Pemprov NTB sendiri secara umum sudah siap dengan program besar tersebut. Di mana masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) sudah diminta kesiapannya oleh pimpinan daerah agar program ini berjalan dengan baik.
Untuk kesiapan komoditas bahan pangan, sejumlah komoditas sudah tersedia dengan jumlah yang cukup. Namun beberapa jenis komoditas harus didatangkan dari luar daerah karena ketersediaan di dalam daerah sangat terbatas.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Ir. Muhamad Riadi mengatakan, untuk stok daging, NTB tidak akan khawatir karena daerah ini dalam status swasembada daging sapi. Berapapun kebutuhan daging untuk program makan siang bergizi ini akan bisa dipenuhi dengan baik.
“Kita kan daerah produsen sapi. Berapa butuhnya daging, masyarakat tinggal kita potong sapi kita. Yang kita atur keluarnya saja. Kami dari Dinas Peternakan Provinsi kalau untuk konsumsi daging sapi kami tidak pernah khawatir, karena kita daerah produsen,” kata Muhamad Riadi kepada Suara NTB, Kamis, 7 November 2024.
Ia mengatakan, yang cukup dikhawatirkan dalam program makan siang bergizi ini yaitu ketersediaan telur dan susu. Untuk konsumsi telur di NTB, sebagian stok masih didatangkan dari luar daerah, terutama dari Jawa dan Bali. Sebab produksi telur dalam daerah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Telur ini kan belum swasembada kita. Masih ada defisit kebutuhan masyarakat secara total per tahun. Itu yang didatangkan dari Bali dan Jawa,” katanya.
Karena stok kebutuhan telur dalam daerah masih terbatas, maka pihaknya mendorong para pengusaha lokal meningkatkan skala usaha atau kapasitas produksinya sehingga kedepan NTB bisa berswasembada telur.
Adapun untuk stok susu, NTB masih bergantung dengan produk susu dari luar daerah lantaran para peternak lokal tak memiliki kultur peternakan susu perah. Karena itulah pihaknya meminta kepada pemerintah pusat agar membantu Provinsi NTB untuk menciptakan ekosistem peternakan sapi perah di lokasi-lokasi yang cocok di NTB. (ris)