Tanjung (Suara NTB) – Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Dinas Kominfo, telah mengikuti evaluasi implementasi program kota cerdas (smart city) tahap II tahun 2024. Evaluasi via Zoom Meeting dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) itu diikuti oleh sejumlah OPD lingkup pelayanan Smart City.
Kepala Dinas Kominfo KLU, Hairul Anwar, S.Kom., mengatakan dalam upaya memperkuat penerapan konsep smart city di KLU, seluruh OPD perlu memperhatikan aspek pelayanan yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan pendekatan. Sebab, evaluasi oleh Kementerian tersebut menyoroti beberapa rencana aksi sesuai dengan Masterplan Smart City.
“Rincian capaian rencana aksi tersebut yakni Pengembangan kapasitas SDM mencapai 89,13 persen, Pengembangan infrastruktur tercapai 86,11 persen, Pengembangan aplikasi pendukung tercapai 88,68 persen, dsn Pengembangan literasi smart city tercapai 85,86 persen,” ungkap Hairul, Jumat, 8 November 2024.
Ia menerangkan, evaluasi ini juga mengukur dampak smart city di berbagai dimensi. Meski berdasarkan hasil survei, tingkat kepuasan masyarakat masih rendah dari yang diharapkan.
Berdasarkan hasil survei terhadap 50 responden pengguna layanan publik, sebut Hairul, capaian angkanya tergolong minir. Misalnya, tingkat kemudahan akses layanan daring mencapai nilai 3,28 persen, Smart Branding (Ekosistem Pariwisata) dengan nilai rata-rata dalam hal daya tarik destinasi wisata dan dukungan sarana prasarana adalah 3,84 persen. Kemudian Smart Economy (Ekosistem Industri yang Berdaya Saing) dengan Nilai nata-rata keberadaan produk lokal yang dipasarkan ke luar daerah mencapai 3,74 persen.
Berikutnya layanan Smart Living (Harmonisasi Tata Ruang) yang diukur dari nilai rata-rata kemudahan akses informasi tata ruang daring adalah 3,3 persen, serta Smart Society (Interaksi Masyarakat Efisien) diukur dari nilai rata-rata terkait dukungan literasi digital di masyarakat melalui komunitas adalah 3,18 persen.
“Evaluasi Smart City berfokus pada penilaian penerapan konsep smart city di Kabupaten Lombok Utara dengan asesmen dari Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi RI) melalui pertemuan virtual,” ujarnya.
Untuk diketahui, Kementerian Komdigi melalui Forum Evaluasi Smart City 2024 melakukan evaluasi. Evaluasi pelaksanaan tahap pertama ditujukan bagi 241 kabupaten/kota yang telah melaksanakan program Kota Cerdas selama tahun 2017-2023. Proses evaluasi melibatkan 48 asesor dari berbagai bidang keahlian.
Selanjutnya, evaluasi ini bertujuan untuk melihat dan mengukur capaian-capaian apa yang telah dicapai dalam program smart city di setiap kota/kabupaten. Sejumlah indikator penilaian sudah diatur dalam tingkat yang bersifat output , outcome, juga impact dari enam dimensi yang ditetapkan dalam smart city.
Sementara itu diketahui, dua provinsi yaitu Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, telah berhasil menerapkan konsep kota cerdas pada sebanyak 80 persen kota/kabupaten pada wilayahnya. (ari)