Mataram (Suara NTB) – Insitut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram menggelar Workshop Revisi Kurikulum PAUD di Hotel Golden Palace, Kota Mataram, sejak Kamis, 7 November 2024 sampai dengan Sabtu, 9 November 2024. Workshop itu mengusung tema “Revisi Kurikulum sebagai Upaya Mewadahi Program Rekognisi Pembelajaran Lampau”.
Ketua Panitia, Ni Wayan Ria Lestari, M.Pd., dalam laporannya menyampaikan, pada dasarnya kegiatan ini bertujuan untuk membuat pedoman kurikulum untuk pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), hanya saja dalam RKKL tercantum revisi kurikulum PAUD. “Jadi kami tetap mencantumkan kegiatan tersebut sesuai RKKL,” ujarnya.
Ria juga menjelaskan, untuk membut RPL di Kemendikbud, perguruan tinggi harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan itu di antaranya, program studi terakreditasi minimal B atau Baik Sekali, memiliki pedoman penyelenggaraan RPL yang memuat persyaratan calon, tata cara pendaftaran, dan asesmen. Selain itu, memiliki peraturan akademik yang memuat batas maksimum kredit/SKS yang dapat diakui dan lama studi, serta memiliki unit RPL.
“Jadi dalam kesempatan workshop ini, kami selaku panitia ada beberapa prodi yang kami rancang untuk penyusunan kurikulumnya, sehingga siap untuk melaksanakan program RPL ini, di antaranya Prodi Pendidikan Agama Hindu, Prodi Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu, Prodi PG-PAUD, dan Prodi Filsafat Hindu,” jelas Ria.
Peserta kegiatan ini terdiri dari lima orang panitia dan 45 peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga administrasi di lingkungan IAHN Gde Pudja Mataram.
Sebanyak tiga narasumber dihadirkan dalam workshop ini, yaitu Prof. Dr. I Wayan Karta, M.S., dari Universitas Mataram, membawakan materi tentang kurikulum PAUD. Prof. Dr. I Wayan Paramartha, M.Pd., dari Universitas Hindu Indonesia (Unhi) membawakan materi tentang Prinsip dan Implementasi Rekognisi Pembelajaran Lampau. dan Prof. Dr. Putu Gelgel, S.H., M.Hum., dari Unhi membawakan materi Strategi Penyusunan Kurikulum yang Adaptif terhadap RPL.
Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. I Wayan Wirata, A.Ma.,S.E.,M.Si.,M.Pd., menjelaskan, kegiata workshop revisi kurikulm ini untuk menyelaraskan, menyerasikan capaian pembelajaran terhadap kualifikasi lulusan dari berbagai latar belakang pendidikan. Selain itu, workshop ini untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa yang nantinya akan bisa bekerja di dunia nyata.
“Karena ada hubungan yang terkait itu, dibutuhkan capaian pembelajaran yang adaptif, produktif, yang sesuai kebutuhan kerja. Di samping juga, biaya-biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah, selain proses pembelajaran yang dilakukan lebih fleksibel,” ujar Rektor menyampaikan tujuan workshop ini.
Rektor berharap pedoman yang dihasilkan melalui workshop ini harus di-upgrade atau sesuai kebutuhan dunia kerja. Model atau metode pembelajaran yang dilakukan tidak akan mempersulit bagi mahasiswa.
“Harapannya, mudah-mudahan ini cepat terealisasi, mudah-mudahan dari aspek anggaran dan mutu pendidikan bisa segera tercapai,” harap Rektor.
Salah satu narasumber, Prof. Dr. I Wayan Paramartha menjelaskan, Rekognisi Pembelajaran Lampau yaitu pengakuan terhadap pembelajaran, keterampilan, dan pengalaman yang pernah diperoleh seseorang. Menurutnya, rekognisi pembelajaran lampau mengakui keahlian dan pengalaman, mempercepat penyelesaian pendidikan, peningkatan karier, dan menghemat biaya dan waktu.
Kegiatan workshop juga diisi dengan diskusi dan tanya jawab. Luaran dari workshop ini berupa pedoman Rekognisi Pembelajaran Lampau yang diserahkan secara simbolis oleh Ketua Panitia kepada unsur pimpinan IAHN Gde Pudja Mataram saat penutupan workshop, pada Sabtu, 9 November 2024. (ron/*)