Mataram (Suara NTB) – Dinas Kesehatan Kota Mataram ditargetkan menyumbang pendapatan asli daerah dari sebelas puskemas mencapai Rp23 miliar. Revitalisasi pelayanan di puskesmas dinilai penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Emirald Isfihan dikonfirmasi pada, Senin, 11 November 2024 menjelaskan, Pemerintah Kota Mataram menargetkan pendapatan asli daerah dari layanan kesehatan di sebelas puskesmas pada postur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2025, ditargetkan mencapai Rp23 miliar. Sumber pendapatan ini mengandalkan daru sistem pembayaran kapitasi. Artinya, sangat tergantung dari jumlah kepesertaan yang didaftarkan di puskesmas.
Berbeda halnya dengan sumber pendapatan dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram dihitung berdasarkan kelompok penyakit yang dilayani. “Kalau kita (puskesmas,red) tergantung berapa jumlah warga yang tercover di puskesmas. Dari jumlah itulah kita mendapatkan dana kapitasi sebagai pendapatan,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya melakukan efisien melalui kegiatan promotive dan preventif, sehingga semakin sedikit warga yang datang berobat ke puskesmas maka pengeluaran untuk pembelian obat akan menurun.
Selain itu, pihaknya sangat selektif mengeluarkan rujukan berlebihan karena akan memangkas klaim yang berasal dari badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan. Cara dilakukan melalui peningkatan kompetensi dari tenaga kesehatan untuk pelayanan dasar. “Kita memiliki 144 diagnosas di tingkat puskesmas, sehingga kalau bisa ditangani di puskesmas maka tidak perlu dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Mantan Wakil Direktur RSUD Kota Mataram menegaskan, permasalahan pendapatan asli daerah sebenarnya akan menyesuaikan dengan konsep pelayanan. Apabila pelayanan dimaksimalkan maka berdampak terhadap pendapatan. Layanan kesehatan merupakan bisnis jasa, sehingga perlu meningkatkan kualitas agar kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di puskesmas meningkat.
Saat ini, upaya pembenahan dilakukan melalui program 6S (senyum, sapa,salam sopan, santun dan semangat). Artinya, dari sisi sumber daya manusia perlu diperbaiki melalui pelatihan – pelatihan. “Tahun ini kita melakukan pelatihan managemen puskesmas dan managerial yang bagus mendorong staf untuk terlibat mencetuskan ide baru,” ujarnya.
Ia menginginkan petugas di puskesmas lebih responsive melayani warga supaya tidak ada pandangan pelayanan di puskesmas tidak baik dan lain sebagainya. (cem)