Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemkab Sumbawa kembali melanjutkan penanaman 1.000 pohon mangrove di Tanjung Tuan, Desa Pulau Kaung, Kecamatan Buer setelah ebelumnya sukses ditanam di Pulau Bungin dan Desa Labuhan Kuris dan Desa Penyaring dengan jumlah yang sama.
“Kita tanam di Pulau Kaung karena kita sesuaikan dengan kontur pantainya termasuk keberlanjutan dari tanaman tersebut karena di pulau Kaung sudah ada kelompok nya, ” Kata Pjs Bupati Sumbawa, Dr. Najamuddin Amy, kepada wartawan, Selasa, 12 November 2024.
Dikatakan Doktor Najam, Sumbawa memiliki banyak pantai sebagai lokasi penanaman mangrove, tetapi tidak banyak pegiat lingkungan yang bisa menjaga tanaman tersebut. Karena yang paling penting saat di lokasi yang sudah dilakukan penanaman mangrove yakni saat perawatan.
“Karena ini merupakan lokasi ke empat, berarti sudah ada 4.000 pohon mangrove yang sudah kita tanam dan akan ada beberapa lokasi lainnya, ” ujarnya.
Jika tanaman mangrove ini tumbuh dengan bagus, maka akan jadi hutan bakau dan akan banyak biota laut yang akan tinggal di lokasi tersebut. Selain itu, hal tersebut bisa menjadi destinasi wisata yang baru baik bagi masyarakat setempat maupun para wisatawan.
“Mangrove ini bisa menjadi tanaman yang bisa menekan terjadinya abrasi apalagi di lokasi ini sudah banyak tanaman mangrove yang sudah tumbuh,” ujarnya.
Doktor Najam melanjutkan, penanaman mangrove ini sebagai upaya melestarikan lingkungan termasuk juga sebagai bentuk kampanye untuk menjaga lingkungan hidup. Tentu dalam penanaman yang dilakukan, Pemerintah melibatkan seluruh pihak mulai dari anak-anak, ASN, dan organisasi kepemudaan.
“Khusus di Pulau Kaung pola pengembangan wisata bakau nya sudah bagus tinggal kita tata dan penanaman lebih banyak mangrove lagi di lokasi tersebut,” ucapnya.
Persoalan lingkungan tentu menjadi atensi saat ini terutama penanaman mangrove apalagi Sumbawa ini sangat luas. Dimana bentangan dan pesisir pantainya sangat panjang dan salah satu yang harus dijaga jangan sampai terjadi abrasi pantai.
“Abrasi pantai ini bisa kita cegah dengan penanaman mangrove. Apalagi fungsi mangrove ini jika kita jaga dengan baik bisa menjadi wahana wisata sekaligus penyerap karbon dioksida,” tambahnya.
Dirinya juga turut memberikan atensi khusus di wilayah pesisir Sumbawa karena dianggap rawan terjadi abrasi. Tetapi khusus untuk tanaman mangrove tidak semua tempat bisa tumbuh, sehingga yang menjadi atensi adalah wilayah yang dekat dengan pemukiman penduduk.
“Jadi, pantainya harus kita lindungi salah satunya dengan penanaman mangrove sehingga abrasi yang kiranya akan terjadi bisa diminimalisir dan pada saat terjadi pasang tidak sampai ke pemukiman nelayan,” tukasnya. (ils)