Mataram (Suara NTB) –Ā Pemungutan suara pilkada serentak 2024 tinggal menghitung hari. Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Mataram nomor urut 1, Lalu Aria Dharma dan H. Weis Arqurnain (AQUR) masifkan pendekatan ke pemilih muda. Sebab sebagai pemilih terbesar, pemilih muda ditargetkan jadi penentu kemenangan pasangan AQUR.
Pada Rabu 20 november 2024 pasangan AQUR melakukan konsolidasi dengan perwakilan generasi Z se kota Mataram. Pada kesempatan tersebut calon walikota Mataram, Weis Arqurnain menegaskan komitmennya untuk pembangunan anak muda, khususnya generasi Z kedepan jika terpilih pada pilkada Kota Mataram 2024 ini.
āāInsyaallah dengan 60 persen lebih pemilih kita adalah kalangan milenial dan gen-Z. Ini tentu akan lebih memudahkan bagi kami untuk membangun komunikasi dan diskursus dengan mereka. Yang pasti Aqur siap memberdayakan potensi milenial dan gen-Z di perkampungan,āā tegas Weis Arqurnain.
Pasangan AQUR sendiri memiliki program unggulan membangun dari Kota Mataram dari kampung dengan fokusnya adalah memberdayakan potensi pemuda dan pemudi untuk maju dan berkreativitas. Pengembangan kualitas sumber daya manusia di kalangan generasi muda, milenial dan gen-Z yang ada di seluruh kampung di Kota Mataram, sangat penting untuk menghadapi persaingan kedepan.
Menurut politisi PPP yang kini baru berusia 29 tahun ini, dirinya sangat memahami apa yang menjadi kebutuhan kalangan milenial dan gen-Z. Terlebih, dirinya juga terlahir dari kalangan muda karena itu, apa yang menjadi hal yang dibutuhkan kalangan generasi muda sudah di inventarisasinya.
āāKalau soal lapangan pekerjaan, bantuan permodalan hingga beasiswa, kami sudah siapkan. Intinya, karena saya lahir dari pemuda, tentu saya paham apa yang menjadi kebutuhan generasi muda,āā kata Weis.
Lulusan Universitas Al Azhar Kairo Mesir, mengaku basis utama pembangunan di Kota Mataram adalah perkampungan atau lingkungan. Karena itu, agar pengangguran yang kini masih tinggi di ibukota provinsi NTB, tentunya program pembangunan harus diarahkan pada pengembangan perkampungan.
Salah satunya, adalah bagaimana pemerintah daerah hadir untuk mendorong kreativitas generasi muda, milenial dan gen-Z yang ada di kampung-kampung di Kota Mataram. āāKalau APBD fokus di perkampungan dan lingkungan, saya kira pengangguran dan kemiskinan di perkotaan nggak akan terjadi seperti saat ini,āā tegas Weis.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa tidak ada niat para remaja untuk melakukan disorientasi sosial. Hanya saja permasalahannya karena ketiadaan orang yang membimbing atau yang mengkoordinir, hal itu yang memicu para remaja mengalami disorientasi.
āāKenapa handphone merajalela dan generasi muda kecanduan judi slot, narkoba dan lain sebagainya. Ini karena nggak ada yang membimbing serta nggak ada yang mengarahkan,āā ungkap Weis.
Ia menambahkan, bahwa melalui handphone sejatinya para generasi muda itu dapat diikutkan program pelatihan bisnis. Hal ini lantaran aplikasi dan fitur di handphone itu sangat banyak untuk membuat generasi muda itu lebih kreatif mengelola usaha di rumah mereka masing-masing.
āāKami siap mewadahi potensi generasi muda untuk berlatih program bisnis. Ini juga akan kita siapkan langsung pelatihnya, serta perbankan untuk memberikan bantuan modal usaha pada generasi muda di kampung-kampung di Kota Mataram,āā pungkasnya. (ndi/*)