Mataram (Suara NTB) –Ā Tim hukum pasangan Cagub dan Cawagub nomor urut 1, Sitti Rohmi Djalilah-W Musyafirin (Rohmi-Firin) mengaku keberatan dengan sikap oknum Pengamanan Dalam (Pamdal) KPU Provinnsi NTB yang memperlakukan pendukung mereka saat pada debat pamungkas Pilgub NTB 2024 yang berlangsung pada Rabu, 20 November 2024.
Ketua Tim Hukum Rohmi-Firin, Herman Soeranggana memandang perlakuan yang diterima pendukung Rohmi-Firin dari KPU NTB kurang humanis selama pelaksanaan debat kandidat terakhir. “Ini mesti menjadi pembelajaran bagi semua pihak, karena jangan sampai pada pencoblosan 27 November 2024, tindakan yang kurang demokratis itu terulang kembali,” ujarnya pada wartawan pada Kamis, 21 November 2024
Ia mengingatkan bahwa dalam pesta demokrasi semua harus dihormati hak menyampaikan pilihannya. Oleh karenanya, bahwa ada insiden saat debat kandidat terakhir itu, pihaknya memandang ada perlakuan yang kurang adil oleh KPU NTB terhadap pendukung paslon nomor 1 dengan pendukung paslon yang lainnya.
“Kami melihat langsung pendukung 02 dan 03 juga sama-sama bergairah, sampai naik-naik bangku, tapi tidak ditegur. Artinya kami memandang perlakuan yang kurang adil dan kurang humanis antara satu dengan lainnya,” tegas Herman.
Untuk itu, ia kembali mengingatkan KPU NTB untuk bersikap adil. Karena dirinya tidak ingin pesta demokrasi yang sudah berjalan bagus ini ternodai dengan tindakan-tindakan yang kurang pantas.
Senada dengan itu, Anggota Tim Hukum Sahrul Mustofa, menyatakan pada prinsipnya penyelenggaraan pilkada salah satu azasnya adalah penyelenggara pemilu harus berlaku adil. “Adil ini adil bagi semua pihak, melayani semua, jujur dan sebagainya,” ujar Sahrul
Ia menghargai upaya-upaya KPU dalam menjaga debat itu bisa berlangsung secara tertib dan teratur. Begitu pun sebaliknya tim pendukung paslon 1 berusaha maksimal untuk mentaati apa yang menjadi aturan main dalam proses debat tersebut.
Sementara itu, Ketua KPU NTB Khuwailid dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi lantaran miskomunikasi. Dirinya membantah adanya keributan atau pun kericuhan.
“Sebetulnya tidak ada keributan, tidak ada kericuhan, cuman ada miskomunikasi. Karena kita membutuhkan suasana yang kondusif agar pesan yang disampaikan seluruh paslon bisa diterima oleh seluruh masyarakat, seluruh pemirsa. Jangan sampai keributan atau teriakan-teriakan itu menyebabkan pesan tidak sampai secara utuh,” katanya.
KPU NTB mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama atas terselenggaranya tiga debat Pilgub NTB. “Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkomitmen menjaga jalannya debat secara tiga kali. Harapan kami debat bisa menjadi refrensi dalam menentukan pilihan politik pada 27 November mendatang,” jelasnya.
KPU menyampaikan permohonan maaf jika dalam proses tiga kali debat ada kekurangan. “Kami mengucapkan permohonan maaf jika dalam seluruh proses kami di KPU jika ada yang tidak berkenan mohin kami dimaafkan. Kami tentu kami tidak akan pernah sampai ke titik kesempurnaan. Kami butuh sinergitas dari semua pihak,” pungkasnya. (ndi)