Mataram (Suara NTB) – Sejumlah kawasan di Kota Mataram menjadi langganan genangan bahkan banjir saat musim hujan. Bencana ini seolah dibiarkan tanpa ada penanganan permanen dari pemerintah untuk mencari solusi bagi masyarakat.
Genangan parah terjadi di Lingkungan Karang Buaya, Kelurahan Pagutan Timur, Kecamatan Mataram. Air meluap ke Jalan Panji Anom ketinggian sekitar 30-40 centimeter dan memasuki pemukiman warga. Kondisi ini nyaris terjadi setiap tahun. Demikian pula, di Jalan TGH. Faisal, Lingkungan Montong Are, Kelurahan Mandalika, Lingkungan Karang Gedur dan Jalan Dr. Soedjono, Kelurahan Jempong Baru.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Lale Widiahning ditemui pada, Selasa, 10 Desember 2024 menjelaskan, hujan lebat yang terjadi pada, Senin, 9 Desember 2024 mengakibatkan tingginya volume air yang menyebabkan terjadinya genangan di Jalan Bung Hatta, Karang Jangkong, TGH. Faisal dan titik lainnya. Hal ini disebabkan sumbatan lubang drainase sehingga genangan tidak berlangsung lama. Tetapi yang jadi pekerjaan rumah adalah di kawasan Selatan di mulai dari Kelurahan Babakan, Lingkungan Karang Buaya, Kelurahan Pagutan Timur serta Jalan Dr. Soedjono.
Kondisi genangan cukup parah karena arus air dari Sungai Remeneng, Kabupaten Lombok Barat, Sungai Unus dan Kali Pesongoran mengarah ke Kota Mataram. Hal ini terjadi akibat pembagi air yang berada di sebelah timur RSUP NTB diarahkan ke Barat akibat pengerjaan jembatan di kawasan perbatasan di Kelurahan Dasan Cermen. “Sehingga tanggul jebol di Dasan Cermen,” jelasnya.
Hal ini terdampak luapan air di Lingkungan Karang Buaya. Di Lingkungan Karang Buaya sebut Lale, ada tiga saluran besar yang mengapit yakni, di depan Jalan Panji Anom,tengah dan selatannya. Setelah dilakukan identifikasi titik-titik luapan disebabkan oleh sumbatan akibat pembangunan plat milik warga yang posisinya lebih rendah dari jalan dan lebih rendah dari saluran sehingga saluran berisi bongkahan.
Selain itu, aliran air di Sungai Unus juga mengarah ke saluran Karang Buaya, sehingga memparah genangan. “Solusinya berharap saat ini jembatan penghubung di Dasan Cermen segera selesai sehingga pembagian airnya bisa tertampung di sana,” jelasnya.
Lingkungan Karang Buaya langganan genangan setiap tahunnya. Menurutnya, Pemerintah Kota Mataram bukan tidak mencarikan solusi, tetapi mau tidak mau harus duduk bersama dengan Pemerintah Lombok Barat. Penanganan genangan tidak hanya dituntaskan di perbatasan saja melainkan perlu intervensi di wilayah hulu terutama cabang Kali Jangkong dan kali lainnya.
Mantan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Mataram menambahkan, luapan air di sungai juga dipicu air pasang di pantai. Ketika gelombang pasang maka debit air dari timur akan tertolak. “Kalau sedang gelombag pasang maka debit air dari timur akan ditolak sehingga kembali lagi ke sungai,” jelasnya.
Solusi jangka penanganan genangan ini adalah harus berani duduk bersama dengan Pemkab Lobar, Pemprov NTB, dan Balai Wilayah Sungai untuk membuat kolam retensi untuk mengantisipasi luapan air. (cem)