Mataram (Suara NTB) – Polda NTB menggelar reka adegan kasus dugaan pelecehan seksual oleh pria difabel berinisial IWAS di Mataram pada Rabu, 11 Desember 2024. Reka adegan dilakukan di tiga titik yaitu Taman Udayana, Nang’s Homestay, dan jalan sekitar Islamic Center.
Pada saat reka adegan kedua yang dilaksanakan di Nang’s Homestay, masyarakat ramai menunggu proses rekonstruksi selesai.
Setelah seluruh adegan diperagakan, IWAS dibawa keluar dan menuju lokasi ketiga. Di luar, IWAS disambut oleh puluhan masyarakat yang menyoraki mengatakan dirinya tidak tau diri.
Berdasarkan pantauan Suara NTB, masyarakat ramai-ramai mengejek dan melontarkan banyak umpatan lainnya. Umpatan terus dilontarkan sampai IWAS pergi dari jalan Dr. Soetomo, Karang Baru, Kec. Selaparang, lokasi Nang’s Homestay.
Salah seorang masyarakat yang turut menunggu proses rekonstruksi ini selesai, Ibu Mini mengaku dirinya sangat geram atas tindakan yang dilakukan oleh IWAS.
“Tega sekali, andai anak cucu saya digituin ngamuk saya. Andaikata anak cucu saya digituin saya pingsan mungkin,” ujarnya kepada Suara NTB, Rabu, 11 Desember 2024. Ia menyatakan, tindakan IWAS ini merupakan tindakan tercela yang dapat merusak generasi bangsa.
“Malu kita, apalagi anak-anak kan, jadinya merusak masa depan. Untung saja engga ada cucu saya, mana cucu saya gadis semua,” lanjutnya.
Warga lainnya, Yeni Noviati menyatakan IWAS harus mendapatkan balasan setimpal atas apa yang sudah dilakukan kepada puluhan wanita, termasuk dengan anak-anak yang masih di bawah umur. “Kita serahkan ke pihak berwajib, tapi kalau bisa dihukum,” katanya.
Ia mengaku, dirinya seringkali melihat IWAS di sekitar jalan Cemara dan Udayana. Ia tidak menyangka dengan keterbatasan yang dimiliki oleh IWAS bisa membuatnya menjadi seorang predator seksual. “Sering lihat naik motor, naik motor mio dia di modif, saya engga nyangka karena enggak ada tangannya kan kita kasihan,” ucapnya.
Yeni mengungkapkan, salah seorang ponakannya pernah menjadi korban cat calling IWAS. Yang mana ia menjelaskan saat IWAS jalan-jalan di sekitar Udayana, ia mengedipkan matanya ke arah korban yang masih berada di bawah umur.
“Ini juga korbannya, dia di kedipin katanya sama IWAS, makanya saya bilang hati-hati. Saya suruh hati-hai sekarang, dia engga sempat ngobrol, cuma dikedipin aja,” ungkapnya.
Ia juga mengaku sering melihat IWAS jalan-jalan dengan pacarnya di sekitar jalan Cemara dan Udayana. “Jarang lewat sini tapi ke Cemare, ke Udayana. Tiap sore kita ketemu pokok dia jalan, waktu itu sempat dia jalan sama pacaranya,” pungkasnya. (era)