Tradisi Empas Menanga Mual, di Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) telah menjadi tradisi tahunan warga sekitar. Melalui tradisi ini, masyarakat dari berbagai desa di Kecamatan Bayan berkumpul, silaturahmi seraya memanjatkan doa yang diakhiri dengan proses menangkap ikan di area Menanga Mual, kemarin.
MENANGA Mual merupakan satu kawasan sejenis rawa di Dusun Akar-Akar, Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan. Air di kawasan kurang lebih 1 hektar ini tidak pernah surut setiap tahunnya. Selain ditopang oleh sumber air yang muncul dari dalam tanah, air juga berasal dari pasang air laut.
Kawasan yang senantiasa berair ini dimanfaatkan oleh warga untuk mencari ikan. Selain itu, Pemda melalui dinas terkait juga sering melepas bibit ikan di kawasan ini. Banyaknya ikan sebagai sumber pangan warga memantik ritual ini dhadiri oleh ribuan warga dari berbagai desa. Tidak hanya dari Desa Akar-Akar saja, melainkan dari luar desa bahkan luar Kecamatan Bayan turut berpartisipasi.
Kepala Desa Akar-Akar, Budi Priyo Santoso, menuturkan ritual Empas Menanga Mual yang diselenggarakan setiap tahunnya menjadi acara yang sangat ditunggu oleh masyarakat. Sebab ritual ini tidak hanya ajang Mengempas Menanga saja, tetapi momen sakral dimana banyak warga bisa berkumpul dan silaturahmi.
“Kita mengadakan pesta rakyat dengan niat dan tujuan untuk bersama-sama hadir berkumpul mengempas Menanga Mual. Adapun masyarakat yang hadir disini tentunya tidak hanya menyaksikan ritual melainkan bisa langsung mencari ikan, udang, sidat serta lainnya,” ujar Budi.
Kades menuturkan, di rawa dangkal ini beberapa bulan lalu, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB bersama Dinas KP3 KLU telah melepas lebih dari 40 ribu ekor ikan. Bibit ikan inilah yang akan dipanen oleh masyarakat dari berbagai penjuru di Kecamatan Bayan.
Melihat antusiasme masyarakat dan dampak sosial ekonomi yang bisa dimunculkan dari tradisi Empas Menanga Mual, Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu, menilai kegiatan ini sebagai aktivitas positif. Ia bahkan berpesan agar tradisi tersebut dapat diselenggarakan setiap tahun sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya yang diwariskan oleh para leluhur.
“Empas Menanga Mual ini perlu terus dijaga dan dilestarikan, Ajang ini tempat silaturahmi Masyarakat Kecamatan Bayan khususnya masyarakat Desa Akar-Akar,” katanya.
Lebih lanjut kata Djohan, pemerintah daerah sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan agenda tahunan, sebagai komitmen dalam melestarikan budaya dan lingkungan.  “Tentunya kita bersukur dengan adanya kegiatan seperti ini, banyak sekali manfaat yang diperoleh,” tuturnya. (ari)